Mulai Bersentuhan dengan Paham Komunisme
Di Jakarta, ketua CC PKI ini sempat mendirikan perpustakaan di wilayah Senen, Jakarta Pusat. Perpustakaan itu ia beri nama Perpustakaan Antara. Di sana juga Aidit melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dagang. Ketika ia melanjutkan pendidikannya inilah ia mulai mengenal kaum komunis.
Aidit mulai bersentuhan dengan komunis ketika ia mempelajari teori politik Marxis dari Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda. Perhimpunan satu ini pun kelak berganti nama menjadi PKI. Di sinilah Aidit mulai berkenalan dengan banyak tokoh berpengaruh di jagat politik Indonesia saat itu.
Di Jakarta, Aidit berkenalan dengan Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Chairul Saleh hingga Adam Malik. Ketertarikannya dengan komunisme membuat Aidit menjadi anggota Komunis Internasional.
Menjadi Ketua CC PKI
Dalam dunia politik nasional saat itu, Aidit memberikan dukungan terhadap paham Marhaenisme Soekarno. Ini kemudian membuat ia dengan mudah menjadi Sekertaris Jenderal PKI. Karier DN Aidit dalam Partai Komunis Indonesia sangat cemerlang dimana ia dengan mudah menjadi ketua umum PKI. Dukungannya terhadap pemerintahan Soekarno membuat PKI menjadi salah satu partai dengan pengaruh besar di Indonesia.
PKI dibawah kepemimpinan Aidit menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni soviet dan juga Republik Rakyat China. PKI meraih dukungan kuat dari kelompok masyarakat seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra dan lain lain.
Dalang Peristiwa G30S/PKI
Pada saat meletusnya peristiwa G30S/PKI, Aidit kala itu menjadi Ketua CC PKI. Pada peristiwa beradarah tersebut, sekelompok prajurit berada di bawah kepemimpinan Letkol Untung menculik para jenderal TNI AD dari rumahnya masing-masing.
Para perwira tinggi Angkatan Darat ini dituduh akan bertindak makar kepada Soekarno. Sebanyak 7 perwira tinggi angkatan darat gugur di tangan PKI. Namun pemberontakan yang dilakukan PKI ini berhasil diredam.
Editor : Ahmad Antoni