(Studi: Penggunaan TikTok sebagai Sarana Pemasaran Politik Partai Kebangkitan Bangsa Menuju Pemilu 2024)
Catatan singkat berdasar hasil temuan lapangan dan pembahasan
Pandangan PKB terhadap GenZ
Partai kebangkitan bangsa atau PKB menilai bahwa pemilih muda termasuk GenZ merupakan pemilih yang potensial dan perlu dirangkul dalam pemilu 2024. Menyadari bahwa GenZ merupakan lapisan Masyarakat yang aktif menggunakan media sosial terutama tiktok, PKB melakukan strategi pendekatan pull marketing untuk mengkapasitasi kader dan calon wakil rakyatnya membentuk image di tiktok untuk membangkitkan sentimen masyarakat untuk turut fokus terhadap isu utama dan visi misinya.
Lebih jauh, strategi ini juga dapat membantu calon wakil rakyatnya melakukan push marketing sehingga menjadi rangsangan untuk mendorong masyarakat pergi ke TPS saat pemilu dan memilih mereka.
Pendekatan push marketing tidak dilakukan dengan pertimbangan alokasi dana lebih baik digunakan untuk membantu masyarakat secara langsung, daripada digunakan untuk membayar jasa influencer.
Strategi Pemasaran: Bauran Pemasaran dan Framing
PKB mengapasitasi kader dan calon wakil rakyat untuk menerapkan kaidah Product, Promotion, Price, dan Place atau 4P oleh Niffenger (1989). Pelatihan dan bimbingan dari tim sosial media PKB diberikan untuk menerjemahkan visi misi dan isu utama yang diusung calon wakil rakyat dengan kaidah 4P di tiktok.
Menyadari bahwa masyarakat menggunakan tiktok untuk mencari hiburan, selain menerapkan kaidah 4P konten yang disusun perlu bersifat politik yang ringan dan menghibur atau PKB memberi istilah khusus yaitu politainment.
Serangkaian pendekatan marketing dan kaidah bauran marketing 4P ternyata menghasilkan framing atau image positif terhadap partai PKB dan calon wakil rakyatnya.
Partai PKB dikenal sebagai partai yang tidak lagi eksklusif untuk kaum alim dan santri, namun dikenal sebagai partai yang mengayomi semua lapisan. Image kedua yang muncul adalah PKB sebagai partai yang “ngopeni masyarakat” atau memperhatikan dan sungguh-sungguh bekerja untuk kesejahteraan Masyarakat.
Selain bagi partai PKB, calon wakil rakyat juga menjadi dikenal “ngopeni masyarakat” melalui isu utama yang diusungnya.
Dampak terhadap GenZ
Framing yang tercipta melalui strategi marketing yang diterapkan oleh PKB, ternyata membuahkan hasil pergerakan positif bagi GenZ, bahkan GenZ yang sama sekali belum pernah berpartisipasi politik.
Berdasar pendapat Andriadi (2016), Responden dalam penelitian ini melaporkan bahwa dari kiprah PKB di tiktok, GenZ dalam penelitian ini melakukan lima dari tujuh bentuk partisipasi politik dalam demokasi digital.
Bentuk partisipasi tersebut meliputi bergabungnya GenZ ke dalam akun media sosial salah satu kandidat, ikut menyosialisasikan kandidat melalui reposting konten di akun pribadinya dan bergabung menjadi relawan kampanye melalui media sosialnya, mengajak pemilih lain memilih kandidat yang sama dengannya secara online, dan melakukan counter terhadap isu negatif yang menyerang kandidatnya.
Saran Kedepan
Tujuan dan pertanyaan dalam penelitian ini dapat terjawab dengan baik. Sebagai saran, terdapat beberapa hal yang baik untuk dilakukan berdasarkan penelitian ini. Bagi PKB sebagai responden, menilik baiknya dampak strategi pemasaran melalui Tiktok bagi GenZ maka ada baiknya PKB melanjutkan strategi pemasaran ini. Bahkan menilik bahwa Tiktok dapat digunakan secara dua arah oleh calon wakil rakyat dari PKB, aktivitas insan PKB baik pula dilakukan pasca pemilu untuk menajamkan image insan PKB dan juga PKB sebagai sebuah organisasi.
Bagi peneliti selanjutnya jika menginginkan waktu lebih singkat, dapat melakukan wawancara kepada sekertaris atau ajudan pribadi responden. Selain itu baik juga bila penelitian selanjutnya dilakukan dengan mengangkat tema peran tiktok oleh partai di masa pasca pemilu.
Oleh:
1 Alamudin Dimyanti Rois, 2 Budi Setiyono, 3 Muhammad Adnan
Editor : Agus Riyadi