Umbul Donga, Wujud Penghormatan kepada Seniman dan Budayawan di Jateng yang Telah Berpulang
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/05/e64af_umbul-donga1.jpg)
Sejumlah penampilan digelar sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan kepada mereka yang telah meninggal dunia, seperti Rektor Undip Suharnomo membacakan puisi Prof Eko Budihardjo, Ilham Anwar, seniman asal Makassar yang membacakan karya Agoes Dhewa, Adhitia Armitrianto membacakan puisi Sukamto Gullit.
Kelana Siwi melantunkan puisi Djawahir Muhammad, berlanjut Imaniar Christy dengan puisi Handri TM, dan Sosiawan Leak membacakan biografi Murtidjono dengan bergaya puisi, serta monolog seniman gaek, Eko Tunas mementaskan puisi Darmanto Jatman dengan gaya seperti Slamet Gundono.
Selain pembacaan puisi sejumlah seniman juga mengapresiasi lewat aksi teatrikal seperti Ekoteater Hae yang mementaskan fragment Opera Bulan Sepotong karya Agus Maladi Irianto dan musikalisasi puisi karya Prie GS, oleh Teater Lingkar.
Menurut Gus Mus, persahabatan antarseniman dan budayawan terus berlanjut meski pun ada yang telah meninggal dunia. “Persahabatan di kalangan budayawan dan seniman tidak hanya berlangsung ketika mereka masih hidup, tetapi juga terus berjalan meski beberapa telah lebih dulu mendahului. Kesetiakawanan mereka tetap terjaga, salah satunya dengan menggelar acara Umbul Donga ini,” ujarnya.
Gus Mus juga berharap bahwa kegiatan ini dapat membawa manfaat dan keberkahan bagi semua yang hadir, serta menjadi pengingat akan pentingnya menghargai jasa para budayawan dalam perjalanan seni dan budaya Indonesia.
Acara kemudian ditutup secara resmi pada pukul 22.35, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta yang hadir.(*)
Editor : Ahmad Antoni