663.821 Penerima KIP-K Terancam Putus Kuliah Imbas Pemangkasan Anggaran Kemendikti Saintek

Awalnya, ditargetkan penerima KIP-K sebanyak 1.040.192 mahasiswa on going dan mahasiswa baru. Lalu, dampak dari efisiensi anggaran, sebanyak 663.821 dari 844.174 mahasiswa on going tidak dapat dibayarkan pada 2025, penerima tersebut terancam putus kuliah.
Tak hanya itu, dampak efisiensi tersebut menyebabkan tidak ada penerimaan mahasiswa baru penerima KIP-K tahun 2025. Padahal, program ini telah membuka pendaftaran pada 4 Februari 2025 lalu dan pendaftarnya telah mencapai 21.131 orang per 7 Februari 2025 pukul 16.15 WIB.
Kemudian, pagu awal BPI sebesar Rp194,7 miliar terdampak efisiensi sebesar 10 persen menjadi Rp19,4 miliar. Dari target 12.345 mahasiswa penerima BPI, sebanyak 12 orang penerima BPI LN Program S3 Perguruan Tinggi Akademik dari total 33 orang terancam tidak dapat dibayarkan dan berpotensi terlantar di luar negeri.
Kemendikti Saintek juga meniadakan penerimaan mahasiswa baru tahun 2025 untuk program PBI. Lalu, Beasiswa ADIK juga terdampak efisiensi anggaran. Pagu awal yang dirumuskan Kemendikti Saintek sebesar Rp213,7 miliar terkena efisiensi sebesar 10 persen menjadi Rp21,37 miliar.
Program ini menargetkan 27.522 mahasiswa yang berasal dari wilayah 3T dan Orang Asli Papua (OAP) berpotensi menurunkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat di wilayah tersebut dan berpotensi menimbulkan gejolak di wilayah Indonesia Timur.
Editor : Ahmad Antoni