SCU Undang Akademisi Berbagai Kampus Diskusi Soal Pagar Laut: 3 Klaster Tindak Pidana Harus Diungkap

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kalangan akademisi menyoroti kasus pagar laut yang terjadi di perairan Kabupaten Tangerang. Salah satunya, akademisi mengklaster adanya 3 tindak pidana yang terjadi di sana. Akademisi juga mendorong semua pihak yang terlibat diproses, termasuk perusahaan-perusahaan korporasi di proyek itu.
Para akademisi itu berdiskusi pada kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Permasalahan dan Tantangan Pengembangan dan Pengelolaan Proyek Strategis Nasional Pantai Indah Kapuk-2 yang digelar Soegijapranata Catholic University (SCU) di Kota Semarang, Selasa (25/2/2025).
“Pertama terkait keberadaan pagar bambu atau pagar laut itu, kedua terkait terbitnya SHM – HGB di sana dan dugaan tindak pidana lain yang terjadi di balik itu. Semua itu harus diungkap tuntas,” ungkap Anggota Bidang Studi Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Indonesia Gandjar Laksamana Bonaprapta.
Gandjar yang juga Direktur Institut Palappa sekaligus Koordinator Gerakan Anti-Korupsi Lintas Perguruan Tinggi (GAK-LPT) itu menegaskan fakta yang terjadi ada pelanggaran di proses pendirian pagar laut itu, pelanggaran kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, termasuk terbitnya SHM dan HGB itu juga proses dan izinnya tidak jelas.
“Tapi kan gini, ada temuan lagi, orang yang diduga memalsukan, terlibat hartanya banyak, selidiki dong dari mana, jangan-jangan dikasih mobil, dikasih lain-lain. kalau dikasih mobil lalu terbit izin, kan namanya suap, kalau suap harus dicari pemberinya, jerat juga dong,” lanjutnya.
“Ini kok pemalsuan surat, yang nikmatin siapa nih, kok nggak dikejar makanya harus tuntas. Tuntas itu kalau terungkap itu semua kalau cuma lurah, ini anti-klimaks,” sambungnya pada acara yang digelar SCU bekerjasama dengan Kantor Hukum dan Kekayaan Intelektual Leo&Partners dan Kantor Penghubung Jakarta “Komite Anti-Korupsi Indonesia (KAKI) itu.
Dia menjelaskan, keberadaan pagar laut sepanjang 30,6km di perairan Kabupaten Tangerang memang mengejutkan publik. Tak lama sesudahnya, pagar laut serupa juga ditemukan di perairan Kabupaten Bekasi dan Perairan Pulau C Jakarta Utara.
Editor : Maulana Salman