get app
inews
Aa Text
Read Next : Momen Evandra Traktir Teman Sekolahnya usai Antar Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia U-17 2025

Makna dan Filosofi Patung Biawak yang Viral di Media Sosial

Minggu, 27 April 2025 | 07:57 WIB
header img
Patung biawak viral di jalur nasional Wonosobo-Banjarnegara, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. (Foto: X)

WONOSOBO, iNewsSemarang.id – Ada makna dan filosofi di balik pembuatan patung biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Patung tersebut hingga kini masih jadi perbincangan menarik netizen dan viral di media sosial.

Mereka takjub dengan hasil patung yang dibuat seniman lokal Rejo Arianto karena kemiripan patung tersebut dengan biawak asli. Mencengangkannya lagi, patung biawak itu dibuat hanya menghabiskan dana Rp50 juta. 

Kepala Desa Krasak, Supinah mengungkapkan bahwa pembangunan Tugu Biawak tidak menggunakan dana desa, melainkan berasal dari dukungan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang disalurkan melalui Pemerintah Kabupaten Wonosobo. 

Menurut Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, pengadaan tugu tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab dan BUMD di Kabupaten Wonosobo sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif masyarakat. 

Dia menyampaikan kebanggaannya terhadap hasil karya Rejo Arianto, seniman lokal Wonosobo, yang mampu merealisasikan tugu tersebut dengan anggaran terbatas. 

Bupati juga menilai bahwa keberadaan tugu tersebut memberi warna baru di akses masuk Kabupaten Wonosobo, serta berpotensi menjadi daya tarik wisata lokal. 

“Dengan kolaborasi, kreativitas, dan semangat gotong royong, hasil yang dicapai bisa luar biasa. Kami sangat mengapresiasi partisipasi masyarakat dan seniman lokal,” kata Afif dilansir dari laman wonosobokab.go.id, Minggu (27/4).

Makna dan Filosofi Patung Biawak

Hewan biawak yang dijadikan ikon patung tersebut ternyata memiliki makna dan filosofi khusus. Tugu Biawak kini tak hanya menjadi landmark desa, tapi juga wujud nyata kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan seniman lokal yang patut diapresiasi. 

“Tugu ini merupakan hasil gagasan pemuda Desa Krasak yang ingin mengangkat identitas lokal melalui seni. Di wilayah ini, biawak memang sering dijumpai dan telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat tanpa menimbulkan gangguan,” ujar Bupati Afif.

Pembuat patung biawak, Rejo Arianto menuturkan, alasannya memilih biawak sebagai ikon karena satwa tersebut masih banyak ditemui di wilayah Wonosobo. 

Meski patung itu sempat viral di media sosial, Arianto menyikapinya dengan tenang. “Kalau masyarakat senang, saya ikut senang. Kalau kecewa, saya juga kecewa. Tapi sejauh ini banyak sambutan dan dukungan positif,” ujarnya.

Seniman lulusan Institut Seni Indonesia (Surakarta) atau ISI Solo jurusan seni murni lukis itu mengungkapkan, proses pengerjaan patung ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan dengan dana sebesar Rp50 juta dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Wonosobo.“Untuk pembuatan patungnya sendiri hanya sekitar satu minggu,” ujar Rejo.

Dia membuat patung biawak raksasa setinggi 7 meter. Kini patung tersebut menjadi ikon baru di jalur nasional Wonosobo-Banjarnegara, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.

Bahkan banyak warga yang menjadikannya sebagai spot foto selfie maupun sekadar mengabadikannya. Arianto menceritakan, awalnya patung dirancang dengan tinggi 3 meter, namun karena anggaran yang memadai akhirnya diputuskan dibangun setinggi 7 meter.

Dia mengaku meski berlatar belakang seni rupa dua dimensi, dia memiliki minat kuat pada seni tiga dimensi. Patung biawak ini merupakan karya ketiganya dalam bentuk patung. Sebelumnya dia membuat patung Ganesha untuk sebuah kafe dan homestay, serta patung kuda.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut