Asal-usul dan Sejarah Hari Jadi Kota Semarang yang Diperingati Setiap Tanggal 2 Mei

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Asal-usul dan sejarah Hari Jadi Kota Semarang diulas di artikel ini. Kota Semarang, Jawa Tengah, hari ini, Jumat 2 Mei 2025 genap berusia 478 tahun.
Sejarah Kota Semarang berawal sekitar abad ke-8 Masehi, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno.
Daerah tersebut ketika masa itu merupakan pelabuhan yang di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan.
Kota Semarang bagian bawah yang dikenal sekarang ini dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M.
Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai sekarang masih dikunjungi yakni Kelenteng Sam Po Kong di Gedung Batu, Simongan.
Dikutip dari berbagai sumber, pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota.
Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (disebut sebagai Sunan Bayat).
Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten.
Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijayasetelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Semarang.
Saat itu muncul seorang pangeran terkenal bernama Raden Made Pandan dari Kerajaan Demak. Dia terkenal sebagai seorang ulama dan seorang bangsawan. Sang pangeran mempunyai seorang putra yang bernama Raden Pandanarang.
Seperti halnya bapaknya Raden Pandanarang ini terkenal sebagai anak yang sopan, ramah, baik hati dan berbakti kepada orang tuanya.
Kemudian Raden Made Pandan mengajak anaknya dan para pengiringnya untuk meninggalkan Kesultanan Demak. Mereka pergi ke arah barat untuk mencari daerah baru yang akan ditempati.
Berhari-hari dalam perjalanan, akhirnya Raden Made Pandan meminta berhenti dan merasa cocok dengan daerah yang dirasa cocok untuk didiami. Hutan itu pun dibuka dan didirikan pondok pesantren dan lahan pertanian. Di tempat baru tersebut Raden Made Pandan mengajarkan agama Islam kepada para pengikutnya.
Sebelum meninggal Raden Made Pandan berpesan kepada putranya Raden Pandanarang agar melanjutkan cita-citanya. Raden Pandanarang diminta untuk tidak meninggalkan daerah tersebut. Dia diminta untuk menyebarkan agama Islam di serta mengelola tanah pertanian di sekitar derah itu.
Wasiat ayahnya itu benar-benar diperhatikan oleh Raden Pandanarang. Dia menjadi seorang guru agama yang menyampaikan ilmu agama Islam kepada masyarakat sekitar, serta mengelola lahan pertanian. Dari hasil pertanian didapatkan hasil panen bahan pangan yang melimpah. Dengan relatif singkat banyak orang datang untuk belajar ilmu agama Islam.
Suatu hari Raden Pandanarang menggarap lahan pertanian bersama para pengikutnya, tiba-tiba terjadi sesuatu yang aneh. Di antara pohon yang hijau subur itu terdapat beberapa pohon asam yang tumbuh saling berjauhan. Orang-orang yang melihat hal itu juga heran, mengapa di tanah yang subur itu tumbuh pohon asam yang saling berjauhan.
Raden Pandanarang mengatakan bahwa daerah ini saya beri nama Semarang. Berasal dari kata Asem yang jarang-jarang. Begitulah asal usul Kota Semarang yang hari ini genap berusia 478 tahun.
Editor : Ahmad Antoni