Di UKM-lah hobi, kreatifitas, hingga prestasi mahasiswa yang telah dimiliki terasah, ditingkatkan, dan teraplikasi dalam berbagai even internal dan eksternal kampus. Syaratnya, mau apa tidak mahasiswa berproses untuk belajar meningkatkan kreatifitas yang dimilikinya melalui UKM kampus.
Perlu diketahui, mahasiswa yang mau berproses bagi Yoga Pratama (2018:135), dikategorikan sebagai mahasiswa pembelajar. Berhenti belajar saja tidak apalagi hanya lelah belajar, tidaklah sama sekali ada dalam kepribadiannya. Mahasiswa jenis ini paham, bila menginginkan sesuatu ada perjuangan yang harus dilakukan. Ia ulet, sabar, dan selalu menikmati segala hal yang terjadi baik senang atau susah dan tidak pernah menyesali proses.
Penegasan di atas, hakikanya adalah peneguhan kepada mahasiswa, bila kehadiran UKM memiliki kekayaan manfaat, antara lain: Pertama, dalam bidang penalaran UKM menjadi sarana menghimpun wawasan.
Artinya, sisi kognitif mahasiswa dibangun tidak sekadar berhenti pada ranah kognitif saja. Pada sisi praktis, mereka mempraktekkan “menjadi” pelaku nyata. Menjadi MC, moderator, ketua panitia, sekretaris, seksi-seksi, dirigen dalam kegiatan, yang luarannya akan nihil dari kelatahan manakala diminta terjun di masyarakat.
Kedua, meningkatnya pengalaman. Berorganisasi memiliki hakikat menyatukan ragam pribadi yang memiliki latar belakang berbeda dalam segala hal guna mewujudkan tujuan organisasi. Praktik menjadi ketua, wakil, sekretaris, bendahara UKM dan istilah turunannya adalah pengalaman empiris pengarakteran diri yang kaya manfaat secara lahiriah.
Pada aspek psikologis, tenggang rasa, empati ikut nyengkuyung dalam kegiatan, muncul dalam laku menjadi sosok mahasiswa yang bertanggung jawab. Ia tidak lupa terhadap eksistensinya sebagai manusia sosial yang harus memiliki peran positif kepada sesamanya.
Ketiga, menambah relasi. Pada tahap ini, jejaring pertemanan akan ditemukan dalam UKM. Hadirnya senior yang membimbing yunior, akan selalu berevolusi memperbesar koneksitas antar alumni. Terlebih, bila senior yang menjadi alumni UKM menjadi orang sukses, dari sisi hubungan emosional, akan memudahkan konektivitas kelembagaan.
Program UKM akan berjalan dinamis baik dari sisi kaderisasi hingga penempatan luaran UKM pada dunia kerja yang nyata.
Sebagai penutup, menyadari begitu pentingnya UKM kampus, sepatutnya mahasiswa yang sudah menjadi anggota UKM untuk aktif dan menggunakannya sebagai media belajar pengasah keterampilan. Sepatutnya pula, bagi mahasiswa yang belum bergabung, segera merapatkan diri ke UKM yang ada di perguruan tinggi idaman. Jangan lupa, manajemen waktu secara baik dengan mengutamakan selalu perkuliahan, walau sedang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan UKM kampus apapun.
Penulis: Usman Roin, Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah UNUGIRI Bojonegoro.
Editor : Miftahul Arief