Bosan Selalu Makan Tempe dan Telur, Pengungsi Banjir Rob Wadul Ganjar Pengen Chicken

PEKALONGAN, iNewsSemarang.id - Seorang pengungsi korban banjir rob mengadu kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tentang nasib mereka selama di pengungsian. Pengungsi ini diketahui bernama Muzaenah, mengadu saat Ganjar datang ke Pekalongan untuk untuk mengecek penanganan banjir rob di daerah itu.

Baca Juga

Bekangdam Diponegoro Suplai Makanan Berbuka dan Sahur untuk Pengungsi Banjir

Orang nomor satu di Jawa Tengah ini datang ke Pekalongan mengunjungi dua tempat pengungsian di Masjid Khusnul Khuluq dan pengungsian di gedung PMI Pekalongan.

Di gedung PMI itulah Ganjar bertemu salah satu pengungsi bernama Muzaenah. Tak seperti pengungsi lain, Muzaenah tampak berani ngobrol dengan Ganjar. Dia bercerita tentang banjir rob yang terjadi dan kondisi pengungsi di tempat itu.

"Pengungsian nyaman pak, cuman bosen makan sama tempe dan telur terus. Nanti kolesterol tinggi pak. Pengen makan chicken pak, itu lho ayam goreng yang ditepungi," kata Muzaenah disambut tepuk tangan para pengungsi lain, Sabtu (28/5/2022).

Baca Juga

Detik-detik Tanggul Sungai Jratun Seluna Kembali Jebol, 88 Desa di Demak Kebanjiran

Ganjar hanya tertawa mendengar itu. Ia pun langsung memberikan uang pada anggota PMI untuk dibelikan chicken yang diminta pengungsi. "Yawis nanti dibelikan ya, sama buah mau tidak? Biar sehat makan buah ya," katanya.

Di dua pengungsian itu, Ganjar menghibur pengungsi dengan guyonan khasnya. Ia meminta agar pengungsi sabar karena penanganan banjir rob sedang dilakukan. Saat menjenguk pengungsi di Masjid, Ganjar menemukan ada pengungsi yang sakit akibat jatuh.

Dia pun langsung meminta dibawa ke rumah sakit. "Langsung ditangani mas, dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit. Biar segera pulih," katanya.

Baca Juga

Banjir Demak Meluas, 44 Desa di 8 Kecamatan Terendam

Di sisi lain Ganjar mengatakan, sebenarnya Semarang dan Pekalongan ini mirip. Banjir rob diakibatkan karena adanya tanggul yang jebol.

"Tapi tadi Pak Wali Kota sudah menyampaikan bahwa tanggul jebol sudah tertutup. Sekarang tinggal proses pemompaan. Mungkin yang kita bantu adalah percepatan proses pemompaan agar cepat surut. Kalau kita lihat data dari BMKG sekarang sudah tidak setinggi seperti pada hari Senin," kata Ganjar.

Sama seperti Semarang, Ganjar juga meminta pemerintah Kota Pekalongan melakukan patroli pada bagian-bagian tanggul yang potensial jebol. Jika ditemukan, maka segera diambil tindakan.

Baca Juga

Kisah Alip, Disabilitas Relawan Kemanusiaan yang Selalu Hadir di Tengah Bencana

"Hitung-hitungannya kemarin pada saat saya melihat data dari BMKG, itu nanti ada di bulan Juni hingga Juli. Maka kita harus waspada dan mengantisipasi," tegasnya.

Untuk kondisi pengungsi, Ganjar mengatakan semua dalam kondisi sehat dan bisa dihandle. Logistik masih tercukupi dan bantuan dari masyarakat juga banyak.

"Kondisi pengungsi alhamdullilah sehat-sehat. Makanannya cukup berlimpah. Hanya saja tadi ada ibu-ibu karena ini mengungsinya di masjid jadi agak licin tadi kepleset. Sudah dibereskan oleh kawan-kawan BPBD, SAR, itu ada dokternya langsung datang cepat juga sehingga penanganan responsifnya jalan," ujarnya.

Editor : Agus Riyadi