Sementara itu, PT Krakatau Steel Tbk, berada di urutan 30, PT BTN Tbk di urutan 32, PT KAI (Persero) 46, PT Wijaya Karya (Persero) 47, PT Pembangunan Perumahan 50, PT Jasa Marga (Persero) 60, PT Kimia Farma 72, PT Waskita Karya Tbk 78, dan PT Adhi Karya (Persero) 83.
Laporan Fortune ini sesungguhnya memberikan gambaran positif bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, kata Erick, sebanyak 80 perusahaan dalam 100 teratas berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada 2021. Padahal pada daftar yang sama tahun 2020, hanya 30 perusahaan yang berhasil mencatatan pertumbuhan pendapatan.
“Yang menarik, Fortune menilai pembentukan sejumlah holding BUMN memiliki dampak besar dalam peningkatan pertumbuhan pendapatan bagi BUMN,” kata Erick.
Transformasi BUMN juga berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,44 % dalam kuartal II 2022, berdasarkan data BPS pada Jumat (5/8/2022).
Dengan total aset BUMN yang mencapai sekitar Rp9000 triliun pada 2021, kontribusi BUMN terhadap PDB mencapai 53 %.
Selain mencatatkan pertumbuhan laba, BUMN tetap menjalankan fungsinya sebagai motor penggerak poryek-proyek yang menyerap tenaga kerja di tengah sikap pesimistis masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. (mg arif)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait