Sementara itu, Ganjar Pranowo yang kaget dengan aksi demo tersebut, sempat menemui pengunjuk rasa. Dia berkali-kali menanyakan siapa koordinator aksi demo. Pertanyaan Ganjar dijawab warga dengan menyebutkan bahwa Busro-lah koordinator aksi tersebut.
Ganjar mengatakan siap mengawal aspirasi masyarakat terkait ditutupnya akses jalan di bawah flyover Ganefo, Mranggen. Persoalan tersebut saat ini sedang dikomunikasikan Ganjar dengan Kementerian Perhubungan dan PT KAI.
"Kita butuh dialog, kalau ada masalah sampaikan saja kepada Gubernur. Ini demo karena tidak komunikasi terus momennya diambil. Mbok ya ngomong sama saya, nanti saya urus," kata Ganjar.
"Prosesnya kan musti sampai menteri ya sudah, terus kalau cuma surat-suratan tidak bisa. Pasti akan ada kajiannya. Maka tadi saya sampaikan kepada warga nanti saya urus. Mana yang sifatnya administrasi, mana teknis. Nanti kita ajak komunikasi sehingga semuanya biar berjalan dengan baik. Nggak ada yang nggak bisa dirembug, pasti ada," katanya.
Menurutnya, setiap pembangunan pasti akan ada beberapa dampak, termasuk yang dikeluhkan oleh warga. Maka dari itu komunikasi intens dengan Kementerian Perhubungan dan PT KAI terus dilakukan guna melakukan mitigasi dan mencari solusi penyelesaian.
"Tadi permintaannya kan agar tetap bisa dipakai gitu kan. Nanti kita cek, yang penting jangan sampai mengganggu transportasinya. Simple saja sebenarnya. Kalau ditutup lewatnya mana, kalau dibuka bagaimana," ujarnya.
Dia menjelaskan flyover Ganefo Mranggen itu dulu dibangun juga atas dasar permintaan masyarakat agar lalu lintas di sekitar perlintasan kereta api itu tidak macet. Flyover sepanjang 780 meter itu dibangun menggunakan anggaran APBD senilai Rp109 miliar.
"Flyover kan juga permintaan warga. Kalau dulu ini nggak dibangun ya kira-kira lebih sulit lagi transportasinya. Jadi ayo dijaga bersama dan semoga bisa bermanfaat untuk semua," kata Ganjar.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait