Menurutny dalam sistem proporsional tertutup, seseorang bisa terpilih dan terpilih kembali walaupun kinerjanya sebagai wakil rakyat tidak jelas. Selama dia dekat dengan pimpinan partai, dia bisa terus dapat nomor urut 1, dan kemungkinan besar terpilih kembali.
Kalau itu terjadi, yang akan tampil di DPR dan DPRD merupakan para elite partai dan orang-orang yang jago cari muka kepada pimpinan partai. Mereka bukan lah wakil rakyat yang sejati. Menurutnya sistem proporsional tertutup merupakan bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia.
"Mari kita tetap menggunakan sistem proporsional terbuka, yang tetap memberikan peluang bagi rakyat untuk memilih langsung wakilnya. Janganlah hak rakyat untuk memilih langsung wakilnya dikebiri, dengan mundur ke sistem proporsional tertutup," tutur Henry.
Sistem proporsional tertutup yaitu pemilih hanya dapat memilih partai politik secara keseluruhan dan tidak dapat memilih kandidat atau calon legislator. Dalam sistem ini, kandidat dipersiapkan langsung oleh partai politik.
Dalam sistem tersebut, masing-masing partai politik telah menentukan terlebih dahulu siapa yang akan memperoleh kursi yang dialokasikan kepada partai tersebut dalam pemilu. Sehingga calon yang menempati urutan di atas dalam daftar ini cenderung selalu mendapat kursi di parlemen. (mg arif)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait