Wantimpres Sebut Sistem Proporsional Tertutup Kemunduran Demokrasi, Suburkan Oligarki Partai

Felldy Utama
Waspada pencatutan NIK atau nama oleh parpol untuk daftar ke KPU. Foto: KPU RI

 Menurutny dalam sistem proporsional tertutup, seseorang bisa terpilih dan terpilih kembali walaupun kinerjanya sebagai wakil rakyat tidak jelas. Selama dia dekat dengan pimpinan partai, dia bisa terus dapat nomor urut 1, dan kemungkinan besar terpilih kembali.

Kalau itu terjadi, yang akan tampil di DPR dan DPRD merupakan para elite partai dan orang-orang yang jago cari muka kepada pimpinan partai. Mereka bukan lah wakil rakyat yang sejati. Menurutnya sistem proporsional tertutup merupakan bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia.

"Mari kita tetap menggunakan sistem proporsional terbuka, yang tetap memberikan peluang bagi rakyat untuk memilih langsung wakilnya. Janganlah hak rakyat untuk memilih langsung wakilnya dikebiri, dengan mundur ke sistem proporsional tertutup," tutur Henry.

Sistem proporsional tertutup yaitu pemilih hanya dapat memilih partai politik secara keseluruhan dan tidak dapat memilih kandidat atau calon legislator. Dalam sistem ini, kandidat dipersiapkan langsung oleh partai politik.

Dalam sistem tersebut, masing-masing partai politik telah menentukan terlebih dahulu siapa yang akan memperoleh kursi yang dialokasikan kepada partai tersebut dalam pemilu. Sehingga calon yang menempati urutan di atas dalam daftar ini cenderung selalu mendapat kursi di parlemen. (mg arif)

 

Editor : Maulana Salman

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network