“Pada saat melintas ekuator itu pola hujan wilayah-wilayah tersebut yang termasuk Riau, itu mempunyai pola artinya ada musim kemarau yang lebih pendek di bulan Februari, Maret, lalu naik dan turun sekitar Mei, seperti tempat lainnya,” tambahnya.
Dodo mengatakan ada pola hujan terbalik di sekitar wilayah Maluku. “Kemudian, yang lain sekitar Maluku ada pola yang terbalik. Bila di Jawa polanya berbentuk ‘U’, ini seperti kebalikannya, dan juga musim kemaraunya terbalik di bulan Desember,Januari dan Februari,” jelasnya.
Selain curah hujan, menurut Dodo, topografi wilayah Indonesia turut membentuk perbedaan pola iklim. “Kita dengan topografi yang berbeda dapat membentuk pola iklim yang berbeda juga. Misalnya salah satu contoh yang sangat terlihat jelas di daerah Palu, di lembahnya membentuk lekukan pola ‘U’ tapi curah hujannya sangat kecil,” tutupnya.
(Mg/Shinta)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait