SEMARANG, iNewsSemarang.id - Satu Minggu usai hari raya Idul Fitri, ada tradisi unik yang biasa disebut perayaan syawalan di kawasan Kampung Tanjungsari Pedurungan kota Semarang. Perayaan syawalan ini dikenal juga dengan nama lebaran ketupat (kupat dalam bahasa Jawa). Tradisi syawalan unik itu disebut tradisi kupat jembut.
Lebaran di Kota Semarang rasanya belum lengkap dengan hidangan lebaran yang satu ini. Meski namanya bikin salah fokus, namun menu kuliner yang satu ini sangat masyhur di Semarang. Apa itu? Ya, namanya Kupat Jembut.
Kupat ini dibuat dari bungkus daun kelapa muda (janur). Ketupat berbentuk segi empat ini dibelah diagonal namun tidak putus. Lalu di dalamnya disisipkan tauge dimasukkan ke dalamnya hingga tampilannya seperti organ kelamin perempuan.
Awalnya, isian ketupat hanyalah tauge karena saat awal tradisi ini dimulai warga hanya punya tauge untuk jadi isian ketupat. Dalam perkembangannya tambahan kubis (kol) dan kacang-kacangan.
Karena di dalamnya sudah ada sayur dan bumbu, kupat jembut ini sudah terasa lezat meski tak ditambahkan opor ayam atau sayur bersantan lainnya.
Kupat Jembut ini biasanya dibagikan saat perayaan syawalan di Tanjungsari, Pedurungan, Semarang. Tanpa bermaksud negatif, Kupat Jembut ini hanyalah salah satu jenis ketupat yang berisi sayuran kecambah atau tauge dan sambal kelapa di dalamnya.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait