Sementara itu, Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh berpesan bahwa kyai atau pengasuh pesantren memang tak bisa hidup sendiri. Butuh dukungan dari Ibu Nyai dalam mengelola pesantren dengan baik.
Dalam halaqah yang digelar, Ning Nawal Nur Arafah membeberkan terkait nilai-nilai yang harus ditanamkan pesantren ramah anak. Terdapat mahabbah berupa cinta dan kasih sayang yang diberikan baik dari pengasuh hingga pengurus. Nilai kedua, mujahadah diartikan dengan rajin, ulet dan kerja keras. Ketiga, amanah bisa diterjemahkan dengan tanggung jawab, jujur dan dapat dipercaya. Keempat, nilai ta’awun dapat diartikan tolong menolong dan saling peduli. Terakhir, tawadhu’ diartikan dengan rendah hati dan sederhana.
Hadir sebagai narasumber halaqah Nyai Hj. Arikhah, Nyai Umdatul Baroroh dan Nyai Hj. Tutik Nurul Jannah.
Selain nilai-nilai yang harus dikembangkan struktur kepengasuhan memperhatikan tumbuh kembang anak. Dalam hal kurikulum tidak ada kekerasan pada anak saat pembelajaran. Serta sarana dan prasarana yang menunjang untuk kebutuhan anak.
Koordinator Pengurus RMI PWNU Jateng bidang keputrian, Nyai Hj. Royannach Ahal berharap dari kegiatan ini akan ada modul Pesantren Ramah Anak agar bisa dijadikan pedoman bagi pesantren se-Jawa Tengah.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PWNU Jateng KH M. Muzammil, Rois Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Kasepuhan Ibu Nyai ada Ibu Nyai Hj. Hajar, Bunyai Hj. Izzah dan Ibu Nyai Hj. Maria Ulfa, serta 450 para Ibu Nyai dari berbagai kabupaten se-Jawa Tengah.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait