Pembongkaran Lapak PKL di Kawasan Sambiroto Ditunda 

Mualim
Lapak PKL warga RT 13 RW 8 Kelurahan Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang yang rencananya akan dibongkar Satpol PP. (iNews.id/Mualim)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Pembongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Perumahan Korpri Bukit Sambiroto Asri RT 13 RW 8 Kelurahan Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang ditunda karena warga menerima surat klarifikasi dari Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah untuk mediasi. Seharusnya, pembongkaran lapak PKL itu akan dilakukan Satpol PP pada Senin 5 Juni 2023.

"Jadi hari ini kita rencana akan melaksanakan pembongkaran PKL yang berada di Kelurahan Sambiroto. Kebetulan kami menerima aduan dari salah satu warga yang memiliki tanah di lokasi tersebut," ucap Efan Kasi Pembinaan PPNS Satpol PP Kota Semarang usai mengikuti rapat di kantor Kelurahan Sambiroto, Senin (5/6/2023).

Efan menyebut, di lokasi RT 13 RW 8 ada 3 PKL dengan bangunan permanen yang tidak dibongkar pasang. Menurutnya, bangunan PKL itu mengganggu akses masuk pemilik tanah yang berada di belakangnya.

"Kami menerima aduan dari bulan Maret. Selanjutnya kami juga sudah klarifikasi bahwa lokasi itu memang PKL. Kami juga sudah menerima surat dari Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah, klarifikasi terkait lokasi tersebut memang berada di perumahan Korpri Provinsi Jawa Tengah," ujar Efan.

Menurut dia, lapak PKL yang menempati fasum dan saluran air di wilayah itu melanggar Peraturan Daerah (Perda) No 3 tahun 2018 tentang PKL.

Ketua RT 13 RW 8, Kelurahan Sambiroto, Ngadiso, mengaku bersyukur dengan ditundanya pembongkaran lapak tersebut. Ia mengatakan, lapak PKL itu digunakan warganya untuk jualan angkringan, nasi goreng dan tahu gimbal. Selain digunakan untuk berjualan, tempat tersebut juga difungsikan warga sebagai tempat pertemuan.

"UMKM tersebut milik warga yang dagangannya adalah titipan dari warga, sehingga dengan adanya rencana pembongkaran itu warga sangat kecewa karena nanti setelah dibongkar, warga tidak ada pemasukan lagi. Mudah-mudahan gak jadi dibongkar," ungkap Ngadiso.

Ngadiso berharap Pemerintah Kota Semarang memberikan izin bagi warganya untuk tetap dapat berdagang di lahan tersebut. 

"Tadinya itukan tanah kosong, jadi banyak tumbuh rumput, kita kerja bakti, kita plester, kemudian oleh warga direncanakan dibuatlah angkringan dengan harapan bisa nambah pemasukan warga," terangnya.

Editor : Agus Riyadi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network