KENDAL, iNews.id - Persoalan pasar relokasi pedagang pasar Weleri, Kendal, yang telah banyak dikeluhkan masyarakat membuat DPRD Kendal turun tangan. Ketua Komisi B DPRD Kendal, Dian Alfat Muchammad, mendesak Pemerintah Kabupaten lebih serius menangani pemindahan pedagang pasar Weleri ke pasar relokasi yang telah disediakan.
Menurutnya, ketidaktegasan pemerintah justru akan merugikan para pedagang kecil yang sedang berusaha bangkit pasca lapak dagangannya di Pasar Weleri terbakar tahun lalu.
“Surat himbauan yang sudah diterbitkan Pemkab melalui Disdag harus dikawal dan ditindaklanjuti. Jika masih belum diindahkan oleh para pedagang, pasti ada permasalahan dan itu harus segera diselesaikan jangan dibiarkan berlarut,” tegas Dian, saat ditemui di kantornya hari ini, Senin (7/2/2022).
Lebih lanjut, politisi muda PKB itu mengatakan dirinya bersama anggota Komisi B telah melakukan inspeksi mendadak meninjau lokasi pasar darurat untuk relokasi pedagang pasar Weleri yang berada di Kompleks Terminal Pasar Bahurekso jelang akhir pekan kemarin, Jumat (4/2/2022). Dalam sidak itu, katanya, melibatkan OPD terkait, yakni Dinas Perdagangan.
Dari hasil sidak itu, terangnya, pihaknya mendapati adanya persolan kenapa pedagang masih enggan menempati pasar relokasi yang telah disediakan Pemkab Kendal. Salah satunya, karena adanya pungutan parkir yang dilakukan oknum selain parkir resmi di pintu masuk pasar relokasi.
“Selain tegas terhadap persoalan pungutan parkir dobel ini, kami juga meminta Pemkab tegas mengajak para pedagang untuk menempati pasar relokasi yang telah disediakan. Kasian mereka yang sudah menempati, sementara yang lain masih berjualan di luar,” tegasnya, seraya menambahkan informasi yang didapatkan, Pemkab akan menggratiskan parkir selama tiga bulan ke depan.
Menurut Dian persoalan pemindahan pasar Weleri bisa diselesaikan dengan ketegasan sikap dari Pemkab. Selain itu, dia juga meminta Pemkab untuk melibatkan para pihak terkait, termasuk paguyuban pedagang pasar Weleri, untuk duduk bersama memecahkan persoalan yang selama ini dikeluhkan pedagang.
Dari informasi yang dihimpun, sebagian pedagang pasar Weleri telah menempati pasar relokasi yang telah disediakan. Jumlahnya baru sekitar 30 persen dari total pedagang pasar weleri. Sementara sebagian lainnya memilih berjualan di beberapa titik pasar lain.
Sementara itu, Ferry Nando Rad Bonay selaku Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Kendal dan juga Dinas Perhubungan kabupaten Kendal, dalam kesempatan sidak pada Jumat (04/02/2022), mengatakan pihaknya akan mengumpulkan para pihak terkait untuk memecahkan persoalan terkait pemindahan pedagang pasar Weleri.
Diberitakan sebelumnya, para pedagang di pasar relokasi mengeluhkan masih sepinya tempat jualan mereka dari pembeli. Sepinya pasar relokasi diduga karena adanya praktik-praktik dari oknum yang menarik pungutan biaya parkir secara tidak resmi kepada para pembeli atau pengunjung pasar.
Seperti diungkapkan salah seorang pedagang, Sriyatun. Dirinya mengaku mendapat pengaduan dari pembeli, jika pembelinya tersebut ditarik biaya parkir sebanyak dua kali.
“Banyak pembeli yang bilang, parkir di sini kok ditarik dua kali, yaitu di pos jaga tiket dan di dalam pasar. Sehingga orang jadi tidak mau ke pasar sini lagi,” ungkapnya, Selasa (1/2/2022).
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait