7 Hal yang Tak Boleh Dilakukan saat Imlek: Dilarang Keramas, Potong Rambut hingga Mencuci Pakaian

Wikku D Nugroho
radisi bagi angpao dan sembako di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang. (ilustrasi/foto Antoni)

2. Menyapu atau Membuang Sampah 

Menyapu dan membuang sampah tentu menjadi kebiasaan yang baik untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek. 

Menyapu dan membuang sampah bagi masyarakat Tionghoa di saat perayaan Imlek dianggap menyapu kekayaan dan membuang keberuntungan. 

3. Keramas dan Potong Rambut 

Keramas dan potong rambut merupakan dua hal yang pantang untuk dilakukan di perayaan Imlek. Adapun, dalam bahasa Mandarin, rambut (, fa) memiliki pelafalan (dan karakter yang sama) dengan fa dalam fa cai , yang berarti 'menjadi kaya'.

Oleh sebab itulah masyarakat Tionghoa menganggap jika keramas dan potong rambut di hari Imlek dapat membawa kesialan bagi dirinya maupun keluarganya.  

4. Mencuci Pakaian 

Mencuci pakaian juga menjadi salah satu hal yang tidak boleh dilakukan saat Hari Raya Imlek. Tak hanya pantang dilakukan di hari pertama Kalender Lunar, namun juga di hari kedua.  Sebab, hari pertama dan kedua di Kalender Lunar dianggap sebagai hari lahir Dewa Air. Mencuci pakaian yang tentunya menggunakan air dianggap tidak menghormati Dewa Air.  Diyakini jika membuang air setelah mencuci pakaian berarti membuang kekayaan di sepanjang tahun.  

5. Memberikan Hadiah Jam, Gunting, dan Buah Pir 

Di hari perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa mempercayai jika memberikan barang-barang tertentu akan mendatangkan keburukan. Barang-barang yang dimaksud adalah jam, gunting, dan buah pir.  

6. Menggunakan Gunting dan Pisau 

Ada anggapan jika menggunakan gunting pada hari pertama perayaan Imlek berarti mengajak orang lain untuk bertengkar atau mengundang permusuhan di masa yang akan datang.  Di sisi lain, menggunakan pisau pada hari perayaan Imlek juga jadi suatu pantangan. Pasalnya, menggunakan pisau dianggap sebagai sebuah kesialan dan akan mendatangkan celaka.  

7. Jumlah Ganjil pada Angpao 

Angpao menjadi salah satu hal yang paling dinantikan oleh anak kecil hingga dewasa. Namun, ada satu hal yang perlu untuk diperhatikan saat memberikan angpao, yakni jumlah nominal uang tidak boleh ganjil. Masyarakat Tionghoa menyukai angka genap dan menganggap jika angka tersebut dapat menggandakan kebaikan. Meski begitu, mereka juga menghindari untuk menggunakan angka-angka sial, seperti 4 dan 40. Dua angka itu dianggap seperti kematian dalam Bahasa Mandarin atau China.  

Itulah ulasan mengenai hal yang tidak boleh dilakukan saat Hari Raya Imlek. Semoga bermanfaat!


 

 

Editor : Maulana Salman

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network