"Beberapa waktu lalu ada sekitar 5 warga sini yang didominasi anak-anak divonis gejala DB setelah periksa ke dokter dan melakukan lab, hingga akhirnya harus opname di rumah sakit," tuturnya, Senin (19/2/2024).
Pada saat itu, lanjutnya, dia sudah menyampaikan kondisi itu ke salah satu pejabat di Dinkes Kendal dan meminta agar dilakukan fogging. Dia menjelaskan, laporan ke pejabat Dinkes Kendal itu mendapat respons.
"Pejabat itu bilang sedang menerjunkan tim ke lapangan untuk melakukan penyelidikan. Dan sejam kemudian dia telpon dan memberi tahu bahwa itu bukan DB," ujarnya.
"Ini kan aneh. Hasil pemeriksaan dokter dan lab dinyatakan gejala DB. Tapi Dinkes Kendal bilang bukan DB dan akhirnya tidak dilakukan fogging," imbuhnya.
Agus mengaku sangat kecewa dengan sikap Dinkes Kendal. Apalagi selang beberapa hari kemudian anaknya yang duduk di bangku kelas 1 SD juga terserang DBD dan harus di rawat di rumah sakit.
"Saya sangat kecewa dengan Dinkes Kendal. Upaya untuk menanggulangi DBD terkesan lambat dan enggan dilakukan," keluhnya.
Sementara itu, Kadinkes Kendal, dr Abidin saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp menjawab agar menghubungi Kabid P2.
"Monggo. Teknis bisa hubungi Kanid P2. Beliau yang pegang data," katanya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait