Tradisi Makan Lontong Cap Go Meh, Merawat Akulturasi Budaya di Semarang

Ahmad Antoni
Para siswa TK-SD-SMP Kuncup Melati menyantap lontong Cap Go Meh. (foto Antoni)

Menurut Ketua Yayasan Khong Kauw Hwee, Wong Aman Gautama, lontong Cap Go Meh merupakan wujud pembauran dari nenek moyang dan meneruskan tradisi yang bertujuan untuk kebersamaan dan mempererat tali persaudaraan antara masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Jawa. 

“Lontong Cap Go Meh dipercaya sebagai simbol perpaduan dua budaya, suasana meriah tahun baru dan simbol keberuntungan,” katanya. 


Atraksi barongsai memeriahkan perayaan Cap Go Meh di sekolah Kuncup Melati. (foto Antoni)

 

Selain itu, lontong yang dibungkus memanjang dianggap sebagai simbol usia panjang. Kemudian telur yang menjadi pelengkap hidangan dianggap sebagai simbol keberuntungan. 

Sedangkan untuk kaldu santan dan kunyit melambangkan emas yang merupakan simbol kemakmuran.


Para siswa TK-SD-SMP Kuncup Melati mendapatkan angpao. (foto Antoni)
 


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network