Namun belakangan, ritual haji di gunung tersebut kembali dilakukan warga sekitar karena dianggap sebagai warisan leluhur.
Abu Bakar mengatakan, ritual haji di Gunung Bawakaraeng jelas merupakan perbuatan sesat karena melanggar syariat yang telah ditetapkan agama. Sebab, ibadah haji sudah ditentukan waktu, tempat dan syariat-syariatnya.
"Jelas itu di luar syariat. Ibadah haji itu sudah ditegaskan dalam syariat dilakukan di Mekkah, waktunya juga ditentukan di Bulan Dzulhijjah dan syariatnya juga," katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait