3. PO Karya Jasa
Cikal bakal bus pariwisata asal Yogyakarta ini berangkat dari beberapa orang yang memiliki usaha truk sebagai transportasi, salah satunya Wibisono. Saat itu ia mengemudikan truknya sendiri karena tidak bisa sanggup membayar sopir.
Seiring berjalannya waktu, Wibisono melihat ada peluang di bisnis transportasi bus. Di sisi lain bisnis truk kian lesu karena semakin banyak pesaing. Akhirnya dengan beberapa armada bus bekas PO Karya Jasa beroperasi. Bus ini pun fokus menjadi bus pariwisata.
Bisnis terus berkembang dari yang semula hanya bisa membeli bus bekas, PO Karya Jasa kemudian bisa membeli bus-bus baru hingga kini jumlahnya menjadi 100 unit.
4. PO Haryanto
Pemilik PO Haryanto yakni Haji Haryanto sempat bekerja sampingan sebagai sopir angkot di samping pekerjaan utamanya sebagai sopir batalyon. Pekerjaan sampingan ini ia lakukan sejak menikah pada 1982. Kebutuhan yang meningkat mendorongnya membeli angkot dan mengemudikannya sendiri.
Sekitar awal 2000-an, Haryanto memutuskan pensiun dini dari karier militernya untuk menekuni dunia bisnis. Pada saat itu ia menjual sejumlah angkot miliknya untuk menjadi sejumlah armada bus. Trayek awal PO Haryanto adalah Cikarang-Tangerang dengan total lima armada.
5. PO Sahaalah
Pemilik PO bus AKAP ini adalah Nur Salim dari Jepara. Kendati tergolong pemain baru, PO Sahaalah cukup terpandang karena pengalaman Nur Salim yang sudah melalang buana di dunia transportasi sejak 1990-an.
Sebelum berbisnis bus, Nur Salim terlebih dahulu bekerja sebagai sopir truk di PT Muji Jaya Putra Mandiri yang bergerak du bidang transportasi angkutan barang. Pengalaman sebagai sopir ini tidak hanya membuatnya pandai mengemudi, ia juga memahami mesin hingga manajemen perusahaan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait