Kisah Asmara
Van Gogh bertemu dengan Sien Hoornik pada 1882. Wanita tersebut adalah model sekaligus kekasih Van Gogh. Keluarga dan teman-teman Van Gogh syok dengan kabar ini, mengingat Sien Hoornik adalah mantan pelacur. Sien sudah memiliki anak perempuan berusia 5 tahun dan saat itu tengah mengandung.
Van Gogh merasa kasihan dengan Sien, sehingga memutuskan untuk mengurusnya. Mereka menyewa tempat untuk tinggal bersama dengan putri Sien dan bayinya yang akan segera lahir.
Theo tak setuju dengan keputusan kakaknya, tetapi tetap mengirimkan sejumlah uang untuk biaya hidupnya.
Menghadapi pertentangan, Van Gogh tetap keras kepala. Namun pada akhirnya ia menyadari hubungan dengan Sien tidak akan berhasil. Ia pun memutuskan hubungan dengan Sien.
Selepas hubungannya berakhir, Van Gogh berkelana ke kawasan pedesaan Drenthe. Ia banyak melukis bentang alam seperti padang rumput dan ladang.
Namun kehidupan di Drenthe terlalu membuatnya kesepian. Setelah tiga bulan, Van Gogh kembali ke rumah orang tuanya yang kini pindah di Nuenen, Brabant. Ia menyewa sebuah tempat sebagai studionya.
Mengalami berbagai penyakit
Van Gogh disebut mengalami gangguan jiwa akut. Namun, sejarawan dan peneliti berpendapat bahwa van Gogh menderita epilepsi, gangguan bipolar, sengatan matahari, porfiria intermiten akut, keracunan timbal, keracunan absinth, penyakit Meniere, dan toksisitas digitalis.
Gejala-gejalanya adalah pencernaan yang buruk, sakit perut yang teratur, halusinasi, mimpi buruk, pingsan, linglung, kecemasan, insomnia, dan impotensi.
Gejala -gejala ini dijelaskan dalam banyak surat dan dokumen Van Gogh seperti daftar suaka di Saint -Remy. Van Gogh menderita kejang, dan dalam salah satu serangan serupa pada bulan Desember 1888, dia melakukan tindakan mutilasi diri dan memotong sebagian telinga kanannya. Dia dirawat di rumah sakit di Arles di mana dia didiagnosis menderita mania akut dengan delirium umum.
Salah satu lukisan terkenal Vincent van Gogh
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait