SEMARANG, iNewsSemarang.id - Beban kerja dokter dan mahasiswa PPDS Universitas Diponegoro (Undip) di RSUP Kariadi yang mencapai 80 jam seminggu telah memicu krisis di lingkungan medis.
Wakil Rektor IV Undip, Wijayanto, menyoroti kebijakan ini sebagai akar masalah yang menyebabkan tekanan luar biasa dan berpotensi mengancam kualitas pelayanan kesehatan.
Kebijakan itu, sebutnya, membuat dokter maupun mahasiswa PPDS FK Undip bisa bekerja hingga 24 jam sehari, sekaligus membuat mereka mengalami tekanan yang sangat berat.
“Sebenarnya akarnya kan ada kebijakan dari RSUP dr Kariadi yang juga kebijakan (arahan) Kemenkes, bahwa jam kerja itu minimal 80 jam seminggu, jadi luar biasa berlebihan. Kita ingin investigasi itu sampai ke akar strukturnya, akar sistemnya,” ungkap Wijayanto.
“Praktik itu membuat siapapun yang ada di sana, mau dokter PPDS, dokter senior, semua akan mengalami bekerja dalam tekanan yang luar biasa,” sambungnya.
Sebuah investigasi komprehensif perlu dilakukan untuk mengungkap akar permasalahan yang mendasar. Pembelahan publik terhadap Universitas Diponegoro (Undip) pasca meninggalnya dr. Aulia Risma Lestari menjadi bukti pentingnya upaya mencari solusi struktural.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait