SEMARANG, iNewsSemarang.id - Forum Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak (Garpu Perak) Kota Semarang menggelar rapat koordinasi penyusunan program kerja 2025, di Ruang Puspaga, Banyimanik, Selasa (12/11/2024).
Dalam rapat tersebut, Garpu Perak akan memberikan edukasi kepada calon pengantin (catin) pentingnya menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga sebelum melangkah menjadi keluarga.
Ketua Garpu Perak Kota Semarang, Hari Waluyo menyebutkan, ada sejumlah program kerja pada 2025 yakni edukasi kepada catin. Garpu perak akan memberikan beberapa materi kepada catin, diantaranya pentingnya saling memahami posisi masing-masing dalam rumah tangga.
Semarang Timur direncanakan akan menjadi pilot project. Pasalnya, menurut data, kasus kekerasan di Semarang Timur cukup tinggi. "KUA sudah ada program untuk catin. Kami masuk mrnyampaikan beberapa materi ke calon pengantin. Begini jadi suami istri. Mereka menyadari posisi masing-masing," jelas Hari.
Pihaknya ingin menanamkan kepada para catin untuk menciptakan konsep keluarga bahagia. Langkah itu guna mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Menurutnya, laki-laki harus bisa berbagi tugas dalam rumah tangga, termasuk mencegah anaknya stunting pun menjadi tugas bersama dalam rumah tangga.
"Kita punya peran menurunkan angka stunting, menjaga ibu hamil, itu bukan urusan perempuan. Bapak-bapak harus tahu bagaimana menempatkan diri ketika istrinya hamil. Kami membuat semacam konsep bahwa ibu bahagia, anak bahagia, keluarga bahagia," ujarnya.
Garpu Perak mempunyai tiga pokja. Yang pertama terkait kampanye dan penyadaran, termasuk di dalamnya program konseling kelas catin. Ada pula program sosialisasi partisipasi laki-laki dalam pencegahan kekerasan seksual, sosialisasi peran ayah, dan sebagainya.
Pokja dua berkaitan dengan peningkatan kapasitas lembaga meliputi sosialisasi partisipasi laki-laki untuk kesehatan ibu dan anak, penurunan perkawainan anak, kesehatan reporduksi, keluarga berencana, dan lainnya.
Sedangkan, pokja tiga berkaitan dengan advokasi meliputi pelatihan advokasi tentang perlindungan perempuan dan anak, keterlibatan laki-laki dalam kelembagaan masyarakat, optimalisasi peran LPMK dalam perlindungan perempuan dan anak.
"Kami melakukan kampanye, sosialisasi, kegiatan, dalam rangka merubah perilaku laki-laki. Di adat Jawa, ada budaya patriaki dimana laki-laki mempunyai ego yang tinggi, dominan. Dalam konsep Garpu Perak, ada kesetaraan gender, kesetaraan peran,” kata Hari.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait