“Laki-laki dan perempuan ada persamaan. Dimana-mana, kami menyampaikan laki-laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama berdasarkan kesepakatan, diskusi bareng. Diharpakan, rumah tangga harmonis," imbuhnya.
Dia menyebutkan program Garpu Perak kolaborasi dengan sejumlah stakeholder. Pasalnya, mayoritas anggota Garpu Perak berasal dari berbagai organisasi, diantaranya ABSAI, DMI, LPMK, Karang Taruna, Forum Anak, dan lainnya.
Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak DP3A Kota Semarang, Sri Martini mengatakan, DP3A memberi dukungan terhadap kegiatan Garpu Perak.
"Anggaran dari kami khususnya di bidang PPA. Kami support terkait program yg direncanakan Garpu Perak. Ada tiga pokja masing-masing punya program," ujar dia.
Pihaknya bersama Garpu Perak menggerakan para laki-laki mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kasus kekerasan hingga November ini tercatat 244 kasus. Dia berharap, tidak ada penambahan kasus lagi pada 2024 ini.
Dia mengungkapkan, penyebab dominan kekerasan antara lain ekonomi dan pendidikan. Jumlah penduduk yang padat juga menjadi salah satu faktor yang sangat dominan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait