Sementara itu, berdasarkan data asesmen nasional pada 2021, satu dari dua murid di Tanah Air belum mencapai kompetensi literasi membaca dan menulis. Artinya, 50 persen murid Indonesia tidak mampu menyerap informasi walaupun hanya secara singkat dan sederhana.
Pria yang dikenal sebagai Wahyudi Aksara, seorang content creator edukasi dengan puluhan ribu followers di sosial media ini menuturkan bahwa Indonesia sudah hebat untuk menuntaskan buta aksara, namun masih belum menanamkan nilai membaca. “Untuk mampu menulis, siswa harus gemar membaca terlebih dahulu,” ucapnya.
“Nah, dari membaca, perbendaharaan kosakata mereka (siswa) banyak. Ide-ide dan inspirasi itu akhirnya tumbuh dari sana. Bukan murid kita itu tidak kreatif, mereka hanya kurang bahan bakar, bahan bakarnya adalah bacaan,” tutur Wahyudi.
Dari deret diksi, untuk proses menginterpretasi dibutuhkan pemahaman yang sangat mendalam untuk berpikir kritis. Ketika para siswa ingin membuat sesuatu, mereka harus membaca berbagai literatur yang ada untuk memahami, membandingkan, menganalisis, mengimplementasikan, hingga akhirnya dapat mengkreasikan dan mencipta.
Level kognitif yang dibutuhkan memiliki banyak layer. Jika dilihat dari Taksonomi Bloom dari C1 sampai C6, yakni mengingat, menyebutkan, mengimplementasikan, menganalisis, mengkreasikan, dan akhirnya mencipta, soal-soal kognitif di sekolah Indonesia masih sangat kurang.
Melihat kurangnya literasi di Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan membuat Founder WAH Menulis dan teacher trainer Mentari Group ini ingin menggugah siswanya bahwa dirinya mampu menciptakan personal branding yang dapat hidup karena deret aksara.
Dari belajar aksara memungkinkan kita mengubah cara memandang dan menggunakan aksara. Dari sekadar simbol tertulis, aksara menjelma menjadi berbagai format digital yang dinamis bahkan meningkatkan kemampuan public speaking. Pada akhirnya belajar aksara mampu membantu kehidupan sehari-hari kita.
Deretan Penghargaan bagi Wahyudi
Kecintaannya terhadap literasi membuat Wahyudi sangat produktif untuk berkarya dan membagikan ilmunya. Tidak main-main, sederet penghargaan berhasil dia dapatkan. Mulai jadi pemenang “Duta HIV & AIDS” Kalimantan Barat 2015, Duta Baca Inteligensia Kalimantan Barat 2016, serta Juara 3 “Duta GenRe” Jalur Masyarakat Kalimantan Barat.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait