Namun demikian, dia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan Badan Geologi hingga tanggal 29 November 2024 serta potensi ancaman bahayanya, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih berada pada Level II atau Waspada.
"Terkait dengan hal itu, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet. Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," katanya.
Selain itu, kata dia, masyarakat di sekitar Gunung Slamet diharap tetap tenang serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Slamet dan selalu mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah maupun BPBD Kabupaten Banyumas.
"Objek wisata alam di sekitar Baturraden, Kabupaten Banyumas juga masih aman dikunjungi wisatawan karena letaknya cukup jauh dari kawah puncak Gunung Slamet," kata Budi.
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes itu terakhir terjadi pada Maret hingga September 2014, diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian).
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet kembali mengalami peningkatan pada akhir tahun 2023, sehingga status Gunung Slamet berada pada Level II atau Waspada sejak 19 Oktober 2023.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait