Pada tahun 2024, sumur minyak tersebut pernah mengalami kasus serupa. Bahkan, pernah dilakukan pengeboran di sebelah lokasi kejadian dengan jarak 10 meter pada tahun 2010 oleh PT KSO Field dengan sebutan Caluk 1 di bawah Pertamina.
"Hingga 14 Februari air masih mengalir bercampur minyak dan gas ke sungai Uyah Dukuh Kedinding dan Sungai Gelandangan hingga Desa Wado Kedungtuban Blora," ujarnya.
Pada pukul 23.10 WIB, katanya, semburan air dan minyak tersebut berhenti dan berpindah ke titik sumur tua lainnya, di sisi selatan semburan sebelumnya.
"Pada 14 Februari terdapat semburan gas bercampur air dan minyak, sekitar pukul 07.30 WIB dengan ketinggian hingga 1 meter," katanya.
Saat ini petugas gabungan dan pihak Pertamina PT KSO Field terus berupaya melakukan penanganan dan memasang barier atau oil boom di sepanjang aliran Sungai Kedinding sampai titik terjauh aliran air.
"Setidaknya ada delapan titik barier dipasang dan ditambahkan bila diperlukan, upaya pencegahan penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait