“Terkait kebutuhan sehari-hari seperti susu per harinya 5 boks jika ditotal membutuhkan 600 boks susu setiap bulannya. Sedangkan pampers 300 sebulan,” sebut Melisa.
Sementara untuk kegiatan sehari-hari, kata dia, mulai bangun tidur, anak-anak mandi kemudian pembelajaran yang meliputi menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris, asmaul husna bersama pengasuh. Ada doa-doa harian, lagu-lagu Islami dan bermain di playground
“Jam 7 sampai 8 pagi bermain di luar, setelah bermain mereka ada kegiatan makan, bermain pengasuh di dalam. Jam 10 snack time berupa makan buah, kemudian pembelajaran dilanjut tidur siang,” ujar Melisa.
“Jam 1 siang mereka biasanya bangun. Setelah itu diajarkan motorik sama pengasuh, kemudian persiapan mandi sore, makan sore, setelah itu motorik/bermain sama pengasuh lalu didengarkan terkait morotal,” ujarnya.
Terkait usai balita yang ditampung di RAnS, Melisa mengatakan batal maksimal di usia lima tahun yang telah ditetapkan dalam perjanjian tertulis.
“Sebenarnya tidak ada batas usia diterima di sini, dari baru lahir pun kami terima. Tetapi kami maksimalkan dari maksimal 5 tahun, anak sudah harus diambil orang tuanya. Kenapa kita kasih perjanjian seperti itu? Karena rata-rata di sini dititipkan jadi agar kita tahun dan orang tuanya ada pertanggungjawaban,” jelas Melisa.
“Karena seburuk-buruknya ekonomi jangan sampai anak itu ditelantarkan. Jadi kita batasi usia 5 tahun. Misal 5 tahun tidak diambil kita tahu, kita bisa menghubungi orang tuanya kembali. Nah orang tua ada kepastian, anak ini maunya ke depannya gimana. Harapannya jika 5 tahun tak diambil, jalan satu-satu kita rawat sampai besar,” jelasnya.
Sementara itu, Rara Nerdiani (23), seorang pengasuh mengaku antusias bisa terlibat di Rumah Anak Surga. Dia mengaku banyak beljar cara mengasuh hingga merawat balita.
“Banyak belajar cara mengasuh bayi, karena saya belum menikah, belum merasakan punya anak tapi di sini bisa belajar jadi seorang ibu, bagaimana mengatur emosi, tutur kata buat anak-anak seperti apa,” ungkap Rara.
“Kalau ditanya dukanya, ya mungkin karena belum punya pengalaman tersendiri, jadi buat saya pribadi masih terkadang emosi masih tinggi buat ke anak-anak. Tapi di sini sambil belajar juga sih,” ungkapnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait