CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menanggapi fenomena ini dengan optimisme. Iamenyebut bahwa lonjakan harga Bitcoin bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, melainkanbuah dari adopsi jangka panjang dan kepercayaan publik terhadap aset digital yang semakin besar.
“Bitcoin sedang mengalami validasi ulang sebagai aset safe haven. Ketika dunia dihantuiinflasi, gejolak geopolitik, dan ketidakpastian suku bunga, justru BTC memperlihatkanketahanannya. Ini bukan hanya tren, ini pergeseran paradigma,” ujar Oscar, Minggu (27/4).
Dia juga menyoroti bahwa lonjakan harga Bitcoin kali ini tidak didominasi oleh spekulasiritel semata. Data menunjukkan bahwa investor besar dan institusi menjadi pendorong utamakenaikan harga, yang berarti adopsi Bitcoin sudah memasuki fase kedewasaan baru.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pergerakan altcoin juga memperlihatkan tren positif meskitidak setinggi Bitcoin. Ethereum naik 13% dalam sepekan terakhir menjadi sekitar US$1.790,Solana melonjak 4,2% di angka sekitar $151, dan Polygon bahkan naik hingga 10% di angkasekitar $4,08.
Menurut Oscar, lonjakan harga ini menjadi sinyal kuat bagi investor ritel di Indonesia untuktidak tergesa-gesa mengambil keuntungan jangka pendek. Ia mengimbau agar masyarakatmulai membangun strategi investasi jangka panjang yang berlandaskan kesabaran dankepercayaan terhadap fundamental Bitcoin.
“Jangan tergoda untuk panic selling saat harga naik. Justru sekarang adalah saat untukmempertahankan aset. Sejarah menunjukkan bahwa mereka yang 'diamond hand'—yangsabar dan tidak mudah tergoda—adalah yang meraih keuntungan terbesar,” tegas Oscar.
Ia juga mengingatkan bahwa proyeksi jangka panjang Bitcoin sangat menjanjikan. StandardChartered masih mempertahankan prediksi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai $200.000(sekitar Rp3,37 miliar) pada akhir 2025. Bahkan, tokoh finansial global Robert Kiyosakimemprediksi BTC bisa melampaui $350.000 (Rp5,9 miliar) pada tahun yang sama.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait