Berikut 7 amalan menjelang Ramadhan:
1. Banyak Berdoa
Selain memperbanyak ibadah-ibadah sunnah demi kelancaran aktivitas ibadah di bulan Ramadhan nanti, hal yang juga patut dirutinkan adalah terus berdoa kepada Allah SWT supaya dipertemukan dengan bulan yang penuh dengan kemuliaan ini.
Doa yang masyhur, khususnya yang sering dibaca oleh masyarakat Indonesia, dan umumnya oleh ummat Islam dunia, sebuah doa yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra dari nabi Muhammad saw bahwasanya beliau ketika memasuki bulan Rajab berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجب وَشَعْبَانَ ، وَبَلغنَا رَمَضَانَ
Latin: Allahumma baariklanaa fii rajaba wa sya'baana wa ballighnaa ramadhoona.
Artinya: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan rajab dan sya’ban, dan sampaikan kami di bulan ramadhan.”
Doa lain menyambut Bulan Ramadhan:
اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
Allahumma ahlilhu 'alayna bil-amni wal iimaani wassalaamati wal islaami, Robbii wa Robbukallahu, hilala rusydin wa khoirin.
Artinya: Ya Allah, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rabb ku dan Rabb mu Allah. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan.” (HR. Turmudzi).
2. Puasa Sunnah
Menyambut Bulan Ramadhan, muslim dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah seperti Puasa Rajab, Puasa Syaban, Puasa Senin Kamis, Puasa Daud maupun Puasa Ayyamul Bidh. Hal ini bertujuan melatih diri sebelum menyongsong Bulan Ramadhan yang diwajibkan berpuasa penuh sebulan. Dengan banyak berpuasa sunnah, tubuh akan terbiasa dan tidak kaget saat menjalani Puasa Ramadhan.
3. Menyegerakan Puasa Qadha
Bagi yang masih punya utang Puasa Ramadhan pada tahun lalu, sesegera mungkin menggantinya dengan puasa qadha. Di Bulan Syaban ini, merupakan momen terakhir membayar puasa ganti Ramadhan. Siti Aisyah RA juga memperbanyak Qodho Puasa di Bulan Syaban sebagaimana dituangkan dalam hadits.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُولُ كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنْ النَّبِيِّ أَوْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari [Abu Salamah] berkata; Aku mendengar [‘Aisyah radliallahu ‘anha] berkata: “Aku berhutang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadha’nya kecuali pada bulan Sya’ban“. Yahya berkata: “Karena dia sibuk karena atau bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “. (Bukhari 1814).
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait