Pemeriksaan lintas dilanjutkan ke titik Dapsus di Kilometer 63 petak jalan Stasiun Doplang-Randublatung Kabupaten Blora. Di titik ini, terdapat gejala awal pergeseran tanah yang berpotensi menimbulkan longsor. Untuk itu, dilakukan diskusi langsung mengenai penanganan dengan kemungkinan penggunaan material, penguatan lereng, serta penerapan monitoring visual guna mendeteksi pergerakan tanah secara dini.
Wujud Pengawasan Lapangan dan Respons Cepat
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menyatakan bahwa kegiatan pemeriksaan lintas ini merupakan bagian penting dari sistem pengawasan internal sekaligus sarana evaluasi teknis yang menyeluruh terhadap kondisi prasarana dan kesiapan personel.
“Dengan turun langsung ke lapangan, manajemen dapat mengidentifikasi potensi risiko secara lebih akurat, merumuskan langkah penanganan yang cepat dan tepat, serta memberikan arahan langsung kepada petugas di lapangan. Ini semua demi mewujudkan perjalanan kereta api yang aman, andal, dan nyaman bagi masyarakat,” ujar Franoto, Kamis (22/5).
Pemantauan Ketat di 20 Titik Rawan
Di wilayah kerja Daop 4 Semarang, terdapat 20 titik Daerah Pantauan Khusus (Dapsus) yang terus menjadi fokus pemantauan intensif. Titik-titik rawan tersebut meliputi:
• 1 titik rawan longsor di wilayah Blora
• 3 titik rawan tanah labil di wilayah Grobogan dan Blora
• 1 jembatan rawan di wilayah Grobogan
• 15 titik rawan banjir yang tersebar di Tegal, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, dan Grobogan
Untuk mengantisipasi potensi gangguan pada titik-titik tersebut, KAI Daop 4 Semarang menyiagakan petugas selama 24 jam penuh. Para petugas dilengkapi dengan peralatan pantau serta instruksi penanganan cepat jika ditemukan kondisi yang berpotensi mengganggu operasional kereta api.
“Kami mengedepankan prinsip mitigasi risiko. Artinya, tidak hanya merespons saat terjadi gangguan, tapi juga mengantisipasi dan mempersiapkan langkah teknis sebelum potensi gangguan berkembang menjadi masalah nyata,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait