Oleh karena itu, masyarakat disarankan tidak mengabaikan tanda-tanda kecil seperti mudah lelah, sesak napas yang tidak wajar saat olahraga, atau pusing mendadak.
“Pemeriksaan jantung sebaiknya tidak hanya dilakukan saat ada keluhan, tapi juga sebagai bagian dari skrining rutin, apalagi jika aktif secara fisik atau punya riwayat keluarga,” ujar Dr. Tang.
Berikut jenis-jenis kardiomiopati yang paling umum terjadi:
- Hipertrofik Kardiomiopati (HCM): penebalan otot jantung yang dapat mengganggu aliran darah dan ritme jantung.
- Dilated Kardiomiopati (DCM): pelebaran dan pelemahan jantung yang menyebabkan jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien.
- Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC): kelainan otot jantung yang digantikan oleh jaringan lemak atau parut, meningkatkan risiko gangguan irama jantung.
Semua jenis ini bisa berujung fatal jika tidak terdeteksi dini, dan sering kali menjadi penyebab utama kematian mendadak pada atlet muda.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait