“Aplikasi game anak-anak sekarang ini banyak memuat video dengan adegan dewasa. Bahkan, dari media sosial dan game ini, sudah ada kasus anak-anak menjadi korban penipuan hingga prostitusi online,” jelasnya.
Ika menekankan, kewaspadaan orang tua tak boleh hanya sebatas soal durasi penggunaan gadget, tetapi juga harus peka terhadap jenis konten yang dikonsumsi anak.
Kunci: Komunikasi dalam Keluarga
Sementara itu, psikolog dari Puspaga Kota Semarang, Desi Maulia, menegaskan bahwa komunikasi yang hangat dan terbuka dalam keluarga merupakan benteng utama perlindungan anak dari bahaya digital.
“Anak-anak belum memiliki kemampuan berpikir secara matang. Karena itu, orang tua perlu menjadi pendengar aktif dan membangun komunikasi yang sehat sedari dini,” ujarnya.
Menurut Desi, masa usia dini adalah waktu emas untuk membangun kedekatan emosional antara orang tua dan anak agar anak merasa aman bercerita, termasuk ketika menghadapi persoalan digital.
Pameran Lukisan “Gadis Kecil” Meriahkan Perayaan
Selain talkshow, rangkaian kegiatan ini juga dimeriahkan oleh pameran seni bertajuk “Gadis Kecil”. Lima pelukis cilik: Jehan Kamilia, Mahira Alifarahma, Aliya Iffa, Tanisha Maleka, dan Keisha Sabrina memamerkan karya mereka mulai 11 hingga 25 Juli 2025.
Melalui sapuan warna yang ekspresif, lukisan-lukisan mereka bercerita tentang proses tumbuh, pencarian jati diri, dan perasaan-perasaan kecil yang perlahan belajar menjadi dewasa. Warna-warna yang ditampilkan bukan hanya hiasan visual, tetapi menjadi bahasa jiwa yang menyentuh hati pengunjung.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait