Dicecar Soal Banyak Siswa SMP Belum Bisa Berhitung, Ini Jawaban Mendikdasmen Abdul Mu'ti

Jonathan Simanjuntak
Banyak Siswa SMP Belum Bisa Berhitung, Mendikdasmen: Sedang Kami Perbaiki (Foto: Okezone)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti dicecar sejumlah pertanyaan dari Anggota DPR RI terkait banyaknya siswa SMP yang belum bisa menghitung penjumlahan dasar. Dalam Rapat Kerja Bersama Komisi X dan Mendikdasmen itu, Abdul Mu'ti mengaku Kemendikdasmen kini tengah berusaha memperbaiki pendidikan numerasi dan literasi bagi anak sekolah.

"Terkait dengan beberapa hal yang bersifat kebijakan strategis, menyangkut koding kurikulum dan sebagainya. Ini memang masalah sedang kami perbaiki, untuk meningkatkan literasi dan numerasi," ungkap Abdul Mu'ti dalam rapat itu, dikutip Rabu (27/8/2025).

Dirinya menjelaskan bahwa Kemendikdasmen tengah melakukan Gerakan Literasi dan Numerasi Nasional untuk menjawab temuan-temuan terkait masalah akademik. Ia pun berharap program ini nantinya dapat mengatasi masalah kurikulum yang ada termasuk banyaknya siswa SMP yang belum bisa penjumlahan.

"Kita ada gerakan literasi nasional dan untuk numerasi itu sudah kami lakukan gerakan numerasi nasional sehingga permasalahan yang bapak bapak sampaikan mudah-mudahan dapat kami atasi," lanjut dia.

Mu'ti juga menjelaskan Kemendikdasmen akan memulai tes Kemampuan Akademik terhadap siswa di tingkat SD dan SMP. Tes Kemampuan Akademik ini akan dimulai pada Maret 2026 mendatang.

"Karena nanti mulai tahun depan, maret 2026 itu SD dan SMP ada tes kemampuan akademik yang tes kemampuan akademik itu di antaranya adalah mengukur kemampuan akademik terutama yang berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis dan mata pelajaran tertentu," tutur dia.

Pada tahun ini juga Kemendikdasmen juga melakukan asesmen terhadap murid-murid sejak di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa mampu siswa membaca, menulis dan mempunyai bakat minat apa.

"Bahkan beberapa sudah melakukan tes untuk mendeteksi bakat minat anak anak kita dengan tes psikologi dan lainnya dan tes ini tidak berbayar, tidak menentukan kelulusan," tutur dia.

"Hanya untuk mengetahui sebenarnya kemampuan mereka ketika memulai pelajaran sudah pada tingkat apa sehingga yang dikhawatirkan bapak ibu sekalian mudah-mudahan tidak terulang lagi dengan tes itu," ungkap dia.

Sebelumnya, Anggota DPR RI, Dedi Wahidi meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti untuk melakukan evaluasi. Hal ini berkaitan dengan temuan banyaknya siswa di tingkat SMP yang tidak bisa melakukan perhitungan dasar.

Dedi awalnya mengungkap temuan itu banyak terjadi di Jawa Barat. Bahkan menurutnya, Gubernur dan Bupati juga menyoroti hal ini.

Ia menyinggung temuan di Kabupaten Indramayu yang ramai di publik di mana tidak bisa menghitung penjumlahan dasar. Dedi pun meminta Abdul Mu'ti untuk segera melakukan evaluasi.

"Kemarin di Indramayu ramai, anak SMP belum bisa menghitung, hanya 12 +3 aja gak tahu," kata Dedi.

Ia pun mempertanyakan apakah masalah ini muncul lantaran berkaitan dengan kurikulum yang diterapkan. Menurutnya, kurikulum itu harus memperhatikan dasar-dasar pendidikan yakni calistung (baca, tulis, hitung).

"Ini salah siapa, apa salah kurikulum, seolah-olah mengejar kurikulum barat calistung ditingkalkan, padahal yang pokok dasar itu calistung," tandas dia.

 

Editor : Arni Sulistiyowati

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network