“Program summer camp ini memperkuat kontribusi Unnes terhadap SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui kolaborasi internasional dan praktik lapangan berbasis lingkungan, Unnes terus meningkatkan reputasi akademik dan dampak sosialnya di tingkat global,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) dan SDGs Unnes, Alfath Yanuarto, S.Kom., menjelaskan bahwa program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa asing untuk belajar langsung tentang konservasi dan budaya lokal.
“Selama program berlangsung, peserta akan mendapatkan pengalaman belajar di luar ruang kelas melalui kegiatan edukasi dan ekowisata. Mereka akan berinteraksi dengan masyarakat Desa Kandri, menjelajah Goa Kreo, dan menanam mangrove di Tapak Tugurejo,” paparnya.
Setelah acara pembukaan, para peserta mengikuti kegiatan fun games yang menghadirkan berbagai permainan tradisional Indonesia seperti bakiak dan enggrang. Kegiatan ini bertujuan mempererat keakraban antar peserta dan memperkenalkan nilai-nilai kebersamaan dalam budaya lokal Indonesia.
Kegiatan Unnes Summer Camp Batch 2 berlangsung selama tiga. Hari pertama diisi dengan pembukaan dan kegiatan interaktif di kampus Unnes, disusul kegiatan budaya dan konservasi di Desa Wisata Kandri, eksplorasi Semarang, serta penanaman mangrove di Tapak Tugurejo pada hari-hari berikutnya.
Melalui kegiatan ini, Unnes memperkuat posisinya sebagai kampus berwawasan internasional yang aktif mendukung pencapaian SDGs melalui kemitraan global, pembelajaran lintas budaya, dan pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
