SEMARANG. iNewsSemarang.id - Menjalankan puasa di bulan Ramadhon adalah kewajiban bagi orang yang beriman. Bagi orang yang beriman, segala sesuatu yang diwajibkan Allah SWT pasti banyak sekali manfaatnya, selain karena agar kita bertaqwa kepada Allah SWT.
Dalam sebuah hadits, Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat.” (Hadits diriwayatkan Ath Thabrani dalam Mu’jam al Ausath). Hadits tersebut meskipun tergolong lemah, namun secara substansi hadits tersebut memaknai kesehatan dalam lingkup spiritual dan fisik, serta tidak bertentangan dengan berbagai riset yang menyimpulkan bahwa ibadah puasa dapat meningkatkan kesehatan.
Pertanyaannya, apakah puasa bermanfaat bagi kesehatan fisik? Untuk memahaminya perlu terlebih dahulu kita mengenali metabolisme tubuh kita ketika berpuasa.
Metabolisme merupakan proses pengolahan dan penyerapan zat-zat gizi dari asupan makanan yang dikonsumsi di saluran pencernaan yang diubah menjadi energi. Energi inilah yang kita gunakan untuk melakukan aktifitas dan ibadah kita sehari-hari.
Serangkaian proses kimiawi baik proses anabolisme dan katabolisme terjadi di dalam sel tubuh kita secara serentak sehingga jaringan dan organ-organ tubuh kita tetap terjaga dengan baik. Energi yang dihasilkan dari metabolisme setiap individu berbeda-beda antara lain dipengaruhi oleh asupan gizi, gaya hidup, dan aktivitas.
Tubuh ketika berpuasa pun akan mengalami perubahan metabolisme, karena lama puasa di Indonesia rata-rata 13 jam di mana jeda jam makan ketika tidak berpuasa kurang dari 8 jam.
Ketika berpuasa tubuh kita akan mengalami perubahan dalam fungsi organ (fisiologi) serta pengaturan kecepatan peredaran darah (hematologi) serta keseimbangan cairan dan elektrolit dalam darah.
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh saat berpuasa akan berbeda tergantung lama berpuasa. Pada kondisi tidak puasa, bahan utama energi berupa glukosa (gula darah) dari karbohidrat yang kita konsumsi.
Saat sedang berpuasa, ketika glukosa telah habis maka akan menggunakan glikogen (gula otot) yang tersimpan di hati dan otot. Selain itu juga akan melakukan metabolisme lemak. Pemecahan lemak inilah yang dapat membantu menurunkan berat badan, mengatur keseimbangan gula di darah dan menurunkan tekanan darah.
Perubahan fisiologi organ ketika berpuasa:
1. Neuron dan Otak
Dengan berniat berpuasa ketika malam hari, hipotalamus sebagai pusat kendali kesadaran manusia pada susunan saraf pusat akan melakukan stimulasi berbagai perintah pada sistem saraf untuk mengendalikan fisiologi organ tubuh lain.
Hipotalamus akan mempengaruhi penurunan produksi kortisol pada kelenjar adrenal yang berdampak pada penurunan tingkat stres
2. Kelenjar ludah/saliva
Ketika berpuasa saliva tetap terproduksi, untuk mencegah mulut kering. Namun ketika berpuasa akan lebih sedikit. Maka ketika selesai makan sahur sebaiknya dibersihkan dengan menggosok gigi agar tidak ada makanan tersisa jika ada gigi yang lubang dan mengurangi bau mulut
ilustrasi organ pencernaan manusia
3. Lambung
Produksi asam lambung (Asam chloride) akan menurun ketika lambung kosong. Hal ini mencegah terkikisnya dinding lambung karena asam karena tidak adanya makanan yang dicerna. Pengikisan dinding lambung merupakan penyebab utama terbentuknya luka lambung.
4. Hati
Glukosa dari asupan makanan yang kita konsumsi ketika makan sahur akan diubah menjadi glikogen disimpan di hati (glikolisis). Ketika glukosa darah habis, hati kembali mengubah glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis). Pengaturan ini akan memberikan keseimbngan kadar gula di dalam darah.
5. Ginjal
Ginjal ketika berpuasa akan mengatur keseimbangan cairan, dengan mengatur strategi pengeluaran air (urin). Namun hal ini tergantung dari jumlah air minum yang dukonsumsi pada malam hari dan makan sahur.
6. Jantung
Ketika berpuasa proses metabolisme tubuh lebih efisien, sehingga produksi HDL (hight density lipid) atau sering disebut lemak baik akan meningkat dan LDL (Low density lipid) sering kita sebut lemak jahat akan menurun
7. Kantong empedu
Empedu adalah kelenjar endokrin yang membantu proses pemecahan lemak. Ketika kita sedang berpuasa, kantong empedu menampung cairan empedu dan lebih pekat untuk persiapan melakukan metabolisme lemak pada saat berbuka.
8. Pankreas
Pada kondisi tidak puasa, pankreas menghasilkan hormone insulin yang berperan untuk mengubah glukosa dari asupan makanan kita menjadi glikogen untuk disimpan menjadi glikogen di hati. Selama berpuasa, produksi hormone insulin akan menurun karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa dari makanan
9. Usus halus dan usus besar
Proses absorbsi atau penyerapan zat makanan pada usus halus akan berkurang. Usus besar akan melakukan penyesuaian penyerapan cairan dari sisa makanan untuk menjaga keseimbangan cairan.
Tips jaga metabolisme dan fisiologi saat berpuasa
Untuk menjaga agar metabolisme dan fisiologi organ tubuh saat berpuasa tetap terjaga dengan baik perlu kita upayakan beberapa hal, yaitu:
1. Mengkonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, dan hindari makanan berminyak Dengan asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang seimbang, selama sehari kita tetap bisa beraktivitas dan melakukan rutinitas dengan baik
2. Mengkonsumsi air minum yang cukup pada malam hari, agar tidak tubuh tidak dehidrasi
3. Mengakhirkan makan sahur
Keutamaan makan sahur dan mengakhirkan makan sahur sangat dianjurkan, karena banyak manfaatnya. Dalam kitab Sahihain, dari Anas r.a. disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Mengakhirkan sahur sunnah hukumnya”
4. Berbuka dengan makanan secukupnya, dan dianjurkan makan makanan yang manis untuk mempercepat memulihkan energi setelah berpuasa.
Dari Anas bin Malik RA berkata, “Nabi SAW biasa berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat, jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma, beliau minum dengan satu tegukan air.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah).
5. Berolahraga ringan, untuk menjaga stamina tubuh
6. Mengatur pola istirahat dan tidur yang cukup.
Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan iman dan kesehatan agar dapat menunaikan ibadah puasa dari awal hingga akhir dengan sempurna. amin.
Penulis: Hj. Nur Khasanah, Dosen Fakultas Sains dan Teknologi/ Sekretaris Umum DWP UIN Walisongo Semarang.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait