"Jadi semua pengusaha-pengusaha China di seluruh dunia itu mewajibkan mempekerjakan para warga negaranya. Sampai level paling bawah yang tidak punya skill pun harus dipekerjakan. Bahkan mereka tidak menguasai bahasa mandarinnya, pakai bahasa di Tiongkok pun dia harus akomodir," ujarnya.
Meski begitu, dia mengaku mendapat informasi Bandara IMIP tidak melayani penerbangan internasional. Mobilitas para TKA China dilakukan dengan penerbangan domestik dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten dan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
"Yang saya dengar informasinya dari rekan saya di dalam, itu dari Soekarno-Hatta dan Samratulangi. (Dari luar negeri) gak ada. Informasinya langsung begitu cuma memang mobilisasinya dari sana ke bandara," kata dia.
Sebelumnya, Diketahui, polemik bandara ini bermula dari aksi Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin yang mendatangi lokasi dan menggelar latihan tempur gabungan di kawasan tambang nikel IMIP.
Usai kegiatan tersebut, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyoroti bahwa Bandara IMIP tidak memiliki petugas dari pemerintah, yang memicu isu liar tentang adanya ‘negara dalam negara’.
"Bandara yang tidak memiliki perangkat negara di dalamnya adalah sebuah anomali dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita harus tegakkan regulasi, tetapi ternyata masih ada celah kerawanan yang dapat mengganggu kedaulatan ekonomi, bahkan stabilitas nasional,” tegasnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
