Dari sisi hardware, teleskop digunakan untuk mengamati langit barat sesaat setelah matahari terbenam. Teleskop ini dipadukan dengan kamera charge-coupled device (CCD). Pantauan kamera ini menghasilkan pemandangan langit dalam bentuk citra digital.
Citra langit barat selanjutnya diolah oleh komputer. Secara umum, citra langit akan melewati tiga tahap pengolahan: koreksi, ekstraksi fitur, dan deteksi hilal. Citra langit hasil jepretan kamera CCD bisa jadi tidak ideal. Karena itu, koreksi diperlukan untuk meningkatkan kualitas citra. Hal ini bisa dilakukan dengan mempertajam kontras. Apabila kondisi udara berkabut atau berasap, maka kabut dan asap itu perlu dihilangkan.
Teknik ini biasa disebut dengan dehazing dan defogging. Jika hilal terhalang awan, maka perlu ditemukan teknik declouding untuk menghilangkan awan tersebut. Bahkan seandainya citra diambil dalam keadaan hujan, ada teknik draining untuk menghilangkan gangguan hujan. Pasca koreksi, diharapkan citra langit menjadi lebih jelas dan lebih mudah untuk proses ekstraksi fitur.
Fitur merupakan karakteristik khusus yang dimiliki oleh suatu objek. Hilal tentunya memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan objek-objek lain di langit. Hilal pastilah memiliki tingkat kecerahan dan komposisi warna yang berbeda dibanding objek-objek di sekitarnya. Apabila karakteristik ini berhasil ditemukan, maka ekstraksi fitur bisa dilakukan. Citra kemudian disegmentasi untuk mendapatkan area dengan fitur kecerahan dan warna yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan area-area yang berpotensi terdeteksi sebagai hilal. Segmentasi bisa dilakukan menggunakan teknik thresholding dan region growing.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait