Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Kendal Windu Suko Basuki mengaku sangat prihatin dengan melonjaknya angka stunting di Kabupaten Kendal pada tahun 2022 ini. Kasus stunting di Kendal melonjak sekitar 13% dari sekitar 5 ribu kasus pada 2021 dan kini menembus angka 7 ribu kasus.
"Ini sangat memprihatikan, kita kalah dengan Kabupaten Batang dan Kabupaten Semarang. Apalagi dengan Kota Semarang," kata Wabup Basuki.
Sebagai langkah evaluasi, seluruh stakeholder mulai dari tingkat desa hingga tingkat kabupaten diminta untuk bekerja keras dalam menurunkan kasus stunting.
Menurut Basuki, langkah penanganan serius sangat penting dilakukan mengingat jumlah anggaran yang dikucurkan untuk penanganan stunting dari APBN sangat besar. Jumlahnya sekitar Rp 7 miliar sampai Rp 9 miliar.
"Kabupaten Semarang yang dianggarkan hanya Rp4 miliar saja bisa menurunkan kasus stunting," ungkapnya.
Dia berharap, dengan kerja keras yang dilakukan seluruh stakeholder benar-benar bisa menurunkan kasus stunting di Kabupaten Kendal. Pasalnya, penanganan stunting dinilainya sangat mudah dan murah.
"Makanan bergizi itu bukan sesuatu yang mahal. Kacang ijo itu murah. Susu itu juga murah. Semua kita ada," jelasnya.
Editor : Agus Riyadi