Perkutut yang diternak Lulut merupakan Perkutut jenis bangkok. Perkutut jenis ini sengaja dipilihnya lantaran memiliki nilai jual yang lebih menjanjikan daripada Perkutut jenis lokal. Selain itu, berternak Perkutut jenis bangkok menurutnya juga lebih mudah asalkan rajin dalam membersihkan kandangnya.
"Dari segi pemberian makan pun juga lebih mudah. Tidak seperti memelihara burung kicauan pada umumnya," ungkapnya.
Lulut membeberkan, untuk berternak burung Perkutut syarat yang wajib dimiliki yang pertama adalah harus memiliki rasa cinta terlebih dahulu terhadap binatang, khususnya burung Perkutut.
"Resepnya yang penting cinta dulu. Abaikan bisnis dan penghasilannya. Setelah itu bisa dimulai dengan membeli satu pasang Perkutut dan menyiapkan lahan yang cukup serta jauh dari hingar bingar dan lalu lalang orang," ujar dia.
Dijelaskan Lulut, burung Perkutut yang sudah kawin akan bertelur kemudian mengeram. Proses mengeram hingga menetas membutuhkan waktu sekitar 14 hari. Setelah menetas, bayi burung dibiarkan bersama indukannya selama 7 hari baru kemudian dipindah dan dilolohkan ke burung lain agar indukannya bisa berproduksi lagi.
Tak hanya sekedar berternak saja, Lulut juga banyak mengikuti sejumlah even perlombaan burung Perkutut di beberapa kota dan berhasil memboyong puluhan piala. Setidaknya terdapat 19 piala dari ajang lomba burung Perkutut yang berhasil diboyongnya dan ditata rapi di lemari rumahnya.
"Di sini saya selain berternak Perkutut juga menyediakan sangkarnya. Ada sangkar jenis merak yang harganya dikisaran Rp600 ribu dan ada juga sangkar jenis topeng eklusif yang harganya mulai dari Rp2 juta sampai Rp4,5 juta. Yang berminat bisa menghubungi nomor WA saya 081227429494," pungkasnya.
Editor : Agus Riyadi