Ketika sampai di Yogyakarta, Nurlaili sempat mengalami masalah. Dia mengalami kram kaki sehingga harus menginap di hotel saat sampai di Yogyakarta.
"Pas sudah mau masuk jalur Jalan Jogja Solo itu kaki saya kram. Jadi harus cari hotel untuk menginap. Kejadian itu terjadi setelah dari rumah Pak Amien Rais," kata Nurlaili.
Sementara itu, Arif Mulyono menyampaikan bisa bersepeda dari Purbalingga menuju Kota Solo memang terasa letih namun senang di dalam hati. "Lelah tapi bahagia," kata Arif.
Saat ditanya soal dana yang dihabiskan untuk keperluan gowes, dari Purbalingga ke Kota Solo, pasangan suami istri ini dengan terbuka menyebut senilai Rp2 juta.
"Sangu 2 juta. Sudah cukup kalau hotel dan makan. Kalau lebih (masih sisa) ya buat modal jual martabak. Kami berdua ini usaha dagang martabak," kata Arif Mulyono dan diamini Nurlaili.
Mengenai pelaksanaan muktamar, Arif Mulyono berharap, dengan muktamar kali ini semoga Muhammadiyah bisa mencerahkan semesta. "Harapannya Muhammadiyah bisa membawa Indonesia sejahtera. Umat yang berislam (berperilaku Islami),” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pantia Gowes to Muktamar, Taufiq Nugroho mewakili panitia penerima menyambut gembira kedatangan pasangan gowes dari Purbalingga, Arif Mulyono dan Nurlaili.
"Beliau berdua ini gowes mandiri tanpa dibiayai siapapun. Memiliki semangat yang luar biasa untuk menyemarakkan dan menggembirakan Muktamar Muhammadiyah," ujar Taufiq Nugroho.
Taufiq Nugroho mengatakan, mereka berdua akan berada di Kota Solo sampai muktamar selesai tanggal 20 November.
“Insya Allah selama di Kota Solo nanti akan panitia sediakan penginapan yang layak untuk istirahat," ujar Taufiq. (mg arif)
Editor : Maulana Salman