get app
inews
Aa Read Next : Kisah Halima Hadi Alfina, Berangkat Haji di Usia 18 Tahun Berkat Nabung Honor Menari sejak TK

Waspada! Persebaran Covid-19 Kembali Melonjak, Capai 7.893 Kasus Harian

Rabu, 16 November 2022 | 10:20 WIB
header img
Kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan. Foto: Ilustrasi/Shutterstock

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Persebaran virus Covid-19 kembali merebak bahkan trend nya terus melonjak naik. Tercatat ada 7.893 kasus harian per Selasa (15/11/2022). Angka tersebut merupakan lonjakan kasus tertinggi dalam kurun waktu delapan bulan ke belakang.

Sebelumnya, kasus harian masih berada di kisaran angka 5 ribu kasus. Tak hanya kasus positif harian, kasus kematian pun juga terus bertambah. Per Selasa (15/11/2022) terjadi penambahan sebanyak 41 jiwa.

Kasus kematian bahkan sempat mencapai angka 54 kasus pada Sein (14/11/2022). Saat ini diketahui ada sekitar 53.774 kasus aktif Covid-19 di Indonesia.

Kenaikan kasus tersebut diduga karena munculnya subvarian Omicron baru XBB. Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganggap bahwa masyarakat Indonesia kesadarannya akan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menurun tajam dibandingkan dengan saat pandemi Covid-19 awal-awal.

Hal ini tentu tidak diinginkan, apalagi sekarang varian XBB mulai menggila. Ya, penularan varian ini antarorang dinilai sangat cepat, sekalipun gejala tidak parah.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengungkapkan, kesadaran masyarakat akan PHBS akan menurun apabila tidak ada sesuatu yang mengancam. Jadi, dengan penurunan eskalasi Covid-19, termasuk di dalamnya level PSBB yang turun, lalu dilonggarkannya beberapa aturan prokes, itu membuat sebagian dari masyarakat menganggap Covid-19 sudah sangat menurun dan bahkan dianggap selesai.

"Karena kondisi mengancam dianggap sudah tidak ada, akhirnya kepatuhan menjalankan prokes dan PHBS pun menurun," terang Imran beberapa waktu lalu.

Penurunan PHBS di sini meliputi, tidak memakai masker di tempat tertutup dan banyak orang, sudah mulai melupakan cuci tangan dengan sabun atau membersihkan tangan pakai hand sanitizer.

"Sikap itu terbentuk karena masyarakat menganggap ancaman sudah menurun, sehingga kewaspadaan ikut menurun yang pada akhirnya membuat perilaku PHBS pun menurun," jelasnya.

Imran menerangkan bahwa diperlukan riset atau penelitian antropologi yang tepat untuk menangani masalah kebiasaan PHBS ini. Menurutnya, bagaimana pun peran antropolog dalam masalah ini sangat diperlukan, khususnya antropolog kesehatan.

"PHBS itu besar kaitannya dengan urusan perilaku dan kebiasaan manusia. Ini ilmunya antropolog kesehatan. Jadi, sangat penting dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari jalan keluar dari PHBS yang menurun ini di tengah ancaman XBB," ungkap dia.

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut