1. Stres
Kondisi Stres yang tidak terkontrol menyebabkan tingkat hormon seperti kortisol dan adrenalin naik secara drastis. Mereka pada gilirannya meningkatkan kadar gula darah, merupakan respons alami yang sempurna terhadap tekanan emosional yang dialami seseorang.
2. Obesitas
Sel lemak yang berlebih membuat tubuh resisten terhadap insulin. Hal ini pula yang mempersulit dalam proses menghilangkan glukosa dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi.
3. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom Ovarium Polikistik menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada wanita, termasuk dalam usia reproduksi. Hal ini memicu terproduksinya testosteron, insulin, dan sitokin yang tinggi. Bahkan mereka resisten insulin dan tidak dapat menggunakan semua glukosa dalam darah untuk menghasilkan energi.
4. Obat-obatan
Jenis obat-obatan tertentu seperti dopamin dan norepinefrin, imunosupresan seperti tacrolimus dan siklosporin, dan kortikosteroid dapat mengaktifkan enzim dalam darah yang dapat menjaga kadar gula darah tetap meningkat. Tubuh merasa sulit untuk menghasilkan energi dan orang tersebut merasa lelah sepanjang waktu.
5. Infeksi
Meningkatnya kadar hormon stres kortisol dapat dipicu oleh beragam infeksi. Hormon ini menghalangi kemampuan insulin untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari aliran darah, menimbulkan kadar gula darah tinggi yang konstan.
Rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, penglihatan kabur, mual dan muntah, sakit perut, kelelahan, sakit kepala menjadi indikator seseorang non-diabetes mengidap hiperglikemia, gejala tersebut sangat mirip dengan hiperglikemia penderita diabetes. (MG/Shinta)
Editor : Agus Riyadi