Di akhir sambutannya, Gus Mufthon meminta doa dan dukungan dari para alumni dan jamaah agar perjuangan yang telah dirintis oleh pendiri pesantren dapat terus dilanjutkan.
“Saya juga sampaikan terima kasih, berkat doa panjenengan semua kesehatan saya semakin membaik,” pungkasnya.
Diberitakan, pengajian umum sebagai puncak peringatan haul ke-13 KH Syamroddin Rois menghadirkan KH Zuhrul Anam Hisyam, pengasuh pesantren Attaujieh Al Islami Banyumas. Halaman pesantren hingga sepanjang jalan menuju pesantren penuh sesak dipadati jamaah.
Tampak hadir sejumlah pejabat Forkopimcam Kangkung, dari Camat, Polsek dan Koramil. Ketua DPRD Kendal, Muhammad Makmun, juga hadir secara langsung mengenakan peci dan sarung sebagaimana jamaah yang lain. Tak ketinggalan pengurus MWC NU baik syuriah maupun tanfidliah.
KH Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam), pengasuh pesantren Attaujieh Al Islami Banyumas, saat menyampaikan ceramah dalam pengajian umum memperingati haul KH Syamroddin Rois. Foto: Istimewa
Dalam cermahnya, Gus Anam menyampaikan dua hal tentang kematian dan keulamaan. Melalui acara haul, murid almarhum KH Maemoen Zubair Rembang itu mengajak para jamaah untuk mengingat kematian dan sekaligus melanjutkan perjuangan para kiai dan ulama.
“Ulama itu warasatul anbiya. Kita bisa membaca Al Qur’an, bisa shalat itu semua berkat jasa para kiai dan ulama,” kata Gus Anam.
Sehari sebelumnya, sebagai rangkaian dari acara haul diadakan khataman Al Qur’an 30 juz yang digelar di pesantren dan makam pendiri pesantren.
Adi Rahmawan selaku ketua panitia mengatakan acara haul digelar secara rutin setiap tahun. Dalam pelaksanannya, alumni dibantu pengurus NU di tingkat ranting dan banom beserta para pemuda desa setempat.
Editor : Maulana Salman