Para freegan akan mencoba menggunakan kembali apa yang sudah dibuang oleh orang lain untuk mengurangi pemborosan dan menghemat uang. Gerakan freegan juga biasanya memanfaatkan sisa makanan dan kebutuhan sehari-hari dari orang lain agar bisa mengurangi limbah.
Daniel Tay dan Komunitas Freegan di Singapura mengampanyekan Freegan sebagai gaya hidup hemat yang ramah lingkungan. Foto: freeganinsingapore.files.wordpress.com
Hal itulah yang diterapkan oleh Daniel Tay. Dilansir dari laman WAYD, Daniel Tay bahkan berhasil mengurangi tagihan makannya dari sebelumnya sebesar USD8 menjadi hanya sekitar USD5,5 dari 2018 dan seterusnya.
“Dalam dua tahun, saya telah menemukan bahwa meskipun orang mengeluh tentang biaya hidup, masih mungkin untuk tinggal di Singapura tanpa membeli banyak makanan atau barang lainnya,” katanya.
“Freeganisme adalah situasi win-win-win-win: Anda menghemat uang, menghemat waktu, membantu orang lain, dan membantu Bumi.” terang Daniel Tay.
Untuk mencukupi kebutuhannya, Daniel Tay dia kerap menyelamani sampah-sampah dan mencari barang atau makanan sisa. Ia juga kerap mengais makanan sisa dari para tetangga dan supermarket di dekatnya.
Aksi Daniel Tay ini bahkan turut memberikan kontribusi dalam upaya Singapura untuk mengurangi limbah makanan, dari 677 ton pada 2017 menjadi 607 ton pada 2019. Daniel Tay mengaku mendapatkan inspirasi untuk gaya hidup freeganisme ini dari mantan mentornya yang mengajarkan untuk mencobanya secara berkala.
Editor : Sulhanudin Attar