"Walaupun diundur jadi Mei 2024 karena pembebasan lahan dari target akhir 2023, sebenarnya kami warga Tambaklorok dan Tambakrejo tetap bersyukur dengan perhatian Bu Ita," katanya.
Termasuk harapan warga soal penambahan pemecah dan penahan ombak atau growing yang langsung direspons Mbak Ita. Dia menyebut, keluh kesah warga yang berprofesi sebagai nelayan itu langsung ditanggapi Mbak Ita dengan baik.
Pasalnya, perahu-perahu milik nelayan banyak yang rusak akibat hantaman ombak besar. Growing, kata Slamet, menjadi salah satu solusi melindungi perahu milik warga. "Sehingga perahu yang dibuat alat pencari nafkah tidak rusak. Ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warga," kata Slamet.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, proses pembangunan tanggul laut di pesisir utara sudah mencapai 62 persen.
Mbak Ita sapaan akrabnya menyebut, pemasangan tiang pancang atau sheet pile di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara itu terus dikebut penyelesaiannya.
Pembangunan tiang pancang itu dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di bawah kendali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dalam proses pembangunan yang masih berlangsung itu, pihaknya, mengusulkan kepada Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono untuk penambahan pemecah dan penahan ombak atau growing untuk meminimalisir perahu-perahu milik nelayan terkena hantaman ombak besar.
Editor : Maulana Salman