get app
inews
Aa Read Next : Tradisi Bakda Kupat di Solo Safari, Mantu Dalem Paku Buwono XIII Jadi Jaka Tingkir

Kisah Jaka Tingkir Bunuh Arya Penangsang demi Membalaskan Kematian Pangeran Kalinyamat

Senin, 15 Januari 2024 | 07:59 WIB
header img
Jaka Tingkir membalaskan kematian Pangeran Kalinyamat dengan membunuh Arya Penangsang Jipang. (IST)

DEMAK, iNewsSemarang.id - Sosok Jaka Tingkir konon adalah pendiri Kerajaan Pajang dan menjadi raja pertamanya. Jaka Tingkir lahir dari seorang bupati di Pengging, yang kemudian mengabdi dan menimba ilmu di Sultan Trenggana, Sultan Demak ketiga. 

Jaka Tingkir merupakan putra Kebo Kenanga alias Ki Ageng Pengging, cucu bupati Jayaningrat di Pengging. Jayaningrat adalah bupati bekas wilayah Kerajaan Majapahit di Pengging, daerah Surakarta dan menantu raja Majapahit prabu Wikramawardhana. 

Demikianlah Jayaningrat adalah ipar Arya Damar di Palembang. Jayaningrat tetap setia kepada Majapahit. Meskipun Kebo Kenanga alias Ki Ageng Pengging masuk Islam, namun ia segan tunduk kepada Sultan Demak. Akhirnya, Ki Ageng Pengging dibunuh oleh Sunan Kudus, utusan Sultan Demak. 

Sejarawan Prof. Slamet Muljana dalam bukunya "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" mengisahkan, ketika Ki Ageng Pengging mangkat, Jaka Tingkir masih kecil. Jaka Tingkir yang diberi nama Mas Karebet, karena ia lahir pada saat Ki Ageng Pengging sedang menanggap pertunjukan wayang Beber.

Kemudian Jaka Tingkir dipungut oleh Nyi Janda Tingkir, bekas istri Ki Ageng Tingkir, saudara sepupu Ki Ageng Pengging. Konon kedua-duanya berguru pada Syaikh Siti Jenar. 

Ia dibesarkan di Desa Tingkir oleh janda Ki Ageng Tingkir, ia dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Setelah dewasa, Jaka Tingkir mengabdi pada sultan Demak yang ketiga, yakni Pangeran Trenggana, dengan perantaraan Kyai Ganjur. 

Berkat kecakapan dan kebagusan rupanya, Jaka Tingkir dijadikan lurah prajurit tamtama dan diakui sebagai putra pungut sultan Demak. la diizinkan masuk-keluar istana. Keperwiraannya luar biasa. 

Karenanya, ia menjadi agak sombong. Selama mengabdi pada Sri Sultan, ia satu kali membuat kesalahan besar, karena ia membunuh Dadung Awuk dari Kedu yang berniat masuk prajurit tamtama. 

Editor : Maulana Salman

Follow Berita iNews Semarang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut