Bersamaan pembersihan sendang, warga juga membakar 135 ekor ayam sumbangan warga. Ayam tersebut menjadi sajian utama pada prosesi nyadran.
Setelah dibakar, ayam dibagi-bagikan kepada warga dan pengunjung yang datang menyaksikan prosesi Sadranan Sendang Gede. Selain membersihkan sendang, juga dilakukan doa bersama di punden desa di Makam Pucung Pudakpayung. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama di area sendang.
“Sandranan telah menjadi tradisi di Pudak Payung dari nenek moyang yang setiap tahun dilakukan sebelum puasa tiba. Tujuannya membersihkan diri dan menjaga diri sebelum masuk bulan suci Ramadan,” kata Ngasri (62), tokoh masyarakat setempat. "Harapannya semua masyarakat disini menjadi sehat, tidak ada bencana, tertib dan berhasil semua usahanya,” katanya.
Sementara Lurah Pudak Payung, Pamira mengatakan, sadranan rutin dilaksanakan sekali setiap tahun, untuk mengucapkan rasa syukur dan hormat kepada para leluhur.
“Ada beberapa perubahan dalam acara sadranan ini. Perubahan fisik berupa pembangunan fasilitas pendapa, talut dan saluran air. Jadi masih akan ada perubahan lainya di Sendang Gede,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni